Krisis Air Bersih, Pondok Pesantren di Pamekasan Pulangkan Santri
Musim kemarau panjang kali ini membawa dampak krisis air bersih bagi sejumlah pondok pesantrean (Ponpes) di Pamekasan.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Musim kemarau panjang kali ini membawa dampak krisis air bersih bagi sejumlah pondok pesantrean (Ponpes) di Pamekasan.
Kondisi ini membuat beberapa ponpes terpaksa memulangkan sebagian santrinya, dengan alasan tidak ada air bersih buat kebutuhan santrinya.
Ponpes yang kini sudah memulangkan santrinya itu, di antaranya Ponpes Al Ibrohimy, Ponpes Annuriyah dan Ponpes Annur. Ketiga ponpes ini terletak di kawasan Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.
Dan kebetulan Kecamatan Tlanakan, merupakan salah satu kawasan yang mengalami dampak buruk krisis air bersih di Pamekasan.
Walau mereka (santri) dipulangkan dan sementara tidak menginap di ponpes, namun mereka masih bisa mengikuti kegiatan pesantren.
Sebab, santri yang dipulangkan itu rumahnya tidak begitu jauh dari lokasi pesantren. Mereka harus bolak-balik dari rumah ke pesantren, setiap saat.
Tapi, bagi santri yang rumahnya jauh dan tidak memungkinkan untuk bolak-balik dari rumahnya ke pesantren, tetap tinggal di ponpes, walau dengan kondisi kekurangan air bersih.
“Mau bagaimana lagi. Karena kondisi air bersih di ponpes kami tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan seluruh santri. Kami terpaksa memulangkan sebagian santri,” kata Mohammad, pengasuh Ponpes Al-Ibrohimy, Jumat (2/9/2015).
Menurut Mohammad, selama ini di saat krisisi air bersih, untuk memenuhi kubutuhah santri terhadap air bersih, setiap harinya pihak pesantren mendatangkan air dari luar menggunakan mobil tangki dengan membayar Rp 90.000 per tangki, berisi 6.000 liter air.
Walau sudah mendatangkan air satu mobil tangki tiap hari, belum cukup untuk kebutuhan santri sebanyak 300 orang.
Tapi dengan kondisi seperti ini, pihaknya meminta kepada seluruh santri menghemat air.
Sebab untuk kebutuhan air bersih ini, pihanya tidak mungkin membebankan biaya air bersih terhadap santri.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Akmalul Firdaus, kepada masyarakat yang daerahnya mengalami dampak kekeringan dan tidak mendapat bantuan air bersih, segera melapor untuk segera dikirim air ke lokasi.
“Jika kondisinya mendesak, bisa langsung menghubungi kami atau berkirim surat ke kantor, namun harus diketahui kepala desa yang bersangkutan, jika di lokasi itu benar-benar membutuhkan air bersih,” kata Akmalul Firdaus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.