Seorang Bayi di Palembang Meninggal Dunia Gara-gara Hirup Asap
Husen di vonis dokter menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Slamet Teguh Rahayu
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota Palembang provinsi Sumatera Selatan beberapa pekan terakhir telah memasuki kategori berbahaya.
Hal ini terjadi, akibat kabut asap yang tak kunjung berhenti.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Bilang Pemerintah Tidak Tinggal Diam Tangani Asap
Setelah hampir tiga bulan berjibaku dengan kepungan asap yang menyesakkan nafas, bencana itu pun menelan korban jiwa manusia.
Seorang bayi yang baru berusia 28 hari ini harus dipaksa menghembuskan nafas terakhir tanpa sempat menikmati indahnya dunia.
Ia adalah M Husen Saputra putra ketiga dari pasangan Hendra Saputra (33) serta Musidah (34).
Husen di vonis dokter menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
BACA JUGA : Murid SD Menangis Baca Puisi Asap untuk Presiden Jokowi
Hendra bersama keluarganya, tinggal dirumah yang sangat kecil yang berada di Jalan Talang banten Lorong Banten 1 Kelurahan 16 Ulu Kecamatan Seberang Ulu (SU) II.
Kediamannya hanya berdinding papan dengan beratapkan seng-seng yang mulai berkarat.
"Sempat dibawa ke rumah sakit, namun tidak tertolong," ujar Hendra saat berbincang dengan Tribun Sumsel (Tribunnews.com Network) di rumahnya, Kamis (8/10/2015) pagi.
Hendra yang bekerja serabutan ini mengatakan, tiga hari sebelum ajal menjeput Husen, tepatnya hari sabtu (3/10/2015), Husen sering menangis dengan dibarengi dengan kondisi tubuhnya yang panas.
Khawatir dengan keadaan putra bungsunya itu, membuat Hendra langsung bergegas membawa Husen kerumah sakit Muhammadiyah Palembang guna mendapatkan perawatan.
Namun, setelah tiga hari menjalani perawatan, akhirnya pada selasa (6/10/2015) malam, Husen meninggal dunia.
Hendra bercerita, beberapa hari sebelum anaknya meninggal, asap memang sangat pekat menyelimuti kediamannya.
Di rumah yang hanya berdinding kayu itupun, membuat asap dengan mudah masuk melalui sela-sela bangunan.
"Sudah di bawa ke rumah sakit, tetapi anak saya sulit tertolong lagi. Kata dokter dia terkena ISPA," ceritanya.
Baca selengkapnya hanya di Harian Umum Tribun Sumsel edisi Jumat, (9/10/2015).