Seorang Tokoh Masyarakat di Balikpapan Dilaporkan Cabuli Sejumlah Anak
IM ditangkap di kediamannya di Klandasan Ilir, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kamis (8/10/2015).
Editor: Hasanudin Aco
Curahan hati yang ditulis dalam selembar kertas sejumlah anak perempuan di sebuah RT di Kelurahan Klandasan Ilir, Kecamatan Balikpapan Selatan, di Jalan Mayjen Soetoyo ini, mengungkap pelecehan seksual yang dilakukan IM, si tokoh masyarakat ini.Anak-anak perempuan itu berusia 8-12 tahun.
“Awalnya mereka cuma sering berkumpul saja dan bercerita di antara mereka. Kami tidak pernah mencurigai apa-apa pada kumpul-kumpulnya mereka,” kata Ju, ibu dari Mawar (nama samaran) yang berusia 9 tahun, Senin (12/10/2015).
Mawar merupakan salah satu korban pelecehan seksual yang dilakukan Iman. “Mereka kemudian membuat surat masing-masing dan saling bertukar surat. Isinya, bagaimana si Kai (kakek) memperlakukan mereka,” kata Ju.
Aksi si kakek, sebutan warga bagi IM, terungkap dari surat bocah-bocah itu. “Suatu kali ada kertas yang sudah diremas. Isinya mengejutkan. Di situ tertulis banyak sekali kata kai (kakek), yang memang sebutan dia (IM),” kata Ju.
Warga berupaya mencari keterangan dari anak-anak mereka dan mendengar kabar serupa tentang surat-surat yang ditulis anak-anak itu. “Beberapa anak mengaku sudah merobek-robek surat lalu membuangnya ke jurang. Warga sampai mencari surat itu di jurang pada malam hari, pakai senter,” katanya.
“Ternyata benar sudah disobek-sobek. Untung bisa kami sambung. Mereka kaget pada isi tulisan di sana dan kami laporkan ke polisi,” katanya.
Dari surat-surat itu serta upaya orang tua mencari keterangan dari tiap anak, diperkirakan lebih dari sembilan anak pernah mengalami pencabulan serupa. “Tapi kami saja yang melapor. Yang lain merasa belum perlu melapor karena takut itu aib untuk keluarga mereka,” katanya.
Surat itu menceritakan bagaimana IM kerap mengajak berenang dan jalan-jalan keliling kota. Kedekatan pria itu dengan anak-anak membuat warga tidak curiga. IM memanfaatkan kedekatannya dengan anak-anak itu untuk melakukan aksinya. Pelecehan seksual pun terjadi saat anak-anak itu berkunjung sendirian ke rumah IM.
Kedekatan antara IM dan anak-anak berlangsung lama dan dianggap wajar oleh warga. Warga juga tidak menaruh curiga saat anak main ke rumah IM saat pulang sekolah. Saat itu, IM tinggal sendiri sementara istri bekerja bersama anak-anak mereka. Ketokohan IM membuat warga tidak menaruh curiga.
“Anak saya 9 tahun. Dia mengaku pernah dilecehkan pada tahun 2014 lalu. Anak saya sampai takut melewati rumah dia,” kata Ju menunjuk rumah IM yang hanya berjarak 20 meter dari kediamannya.
Penulis: Kontributor Balikpapan, Dani J