Warna Air Sungai Berubah, Ribuan Ikan Mati, Masyarakat Was-Was
Ribuan ikan mati dan perubahan air Sungai Segah yang biasanya cokelat keruh menjadi jernih kebiruan mengundang pertanyaan berbagai kalangan.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG REDEB - Fenomena tak biasa terjadi di Sungai Segah, Berau, Kalimantan Timur beberapa hari terakhir.
Ribuan ikan mati dan perubahan air Sungai Segah yang biasanya cokelat keruh menjadi jernih kebiruan mengundang pertanyaan berbagai kalangan.
Masyarakat termasuk DPRD langsung berekasi terhadap fenomena yang baru pertamakali terjadi di Berau.
Peristiwa matinya ribuan ikan di Sungai Segah yang diduga karena faktor cuaca dan pencemaran tersebut juga berdampak luar biasa bagi kehidupan masyarakat.
Tidak hanya takut mengonsumsi ikan, para nelayan dan petani keramba yang menggantungkan mata pencaharian dari Sungai Segah ini juga menderita kerugian ratusan juta rupiah.
Belum lagi kerugian yang dirasakan masyarakat karena kekhawatiran terhadap kualitas air yang diproduksi PDAM Tirta Segah, meski PDAM sendiri telah meyakinkan air yang diproduksi aman dikonsumsi.
PDAM mengaku hanya bisa merekayasa kadar keasaman dan kejernihan air, sementara dalam air baku juga ditemukan ammonia, fosfor, nitrogen dan zat-zat lain dalam jumlah besar.
Menanggapi hal itu, Polres Berau telah mengambil tindakan menerjunkan anggota melakukan penyelidikan.
Meski Badan Lingkungan Hidup (BLH) telah mengirimkan sampel dan menerima hasil uji laboratorium di Sucofindo dan Baristan, Polres Berau tetap berupaya mengambil sampel sendiri.
"Kami masih menunggu BLH menyerahkan hasil uji laboratoium itu. Meski begitu kami juga berupaya mengambil sampel sendiri untuk membandingkan hasilnya," kata Kapolres Berau AKBP Anggie Yulianto Putro menjawab pertanyaan Tribunkaltim.co. (Tribunnews.com network)
Untuk memperkuat penyelidikan, pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan Laboratorium Forensik Polri di Surabaya.
"Kami sudah koordinasi dengan Laboratorium Forensik Cabang Surabaya datang ke Berau mengambil sampel. Tapi karena cabang ini menangani wilayah Indonesia Timur mungkin mereka masih sibuk," ungkapnya.