Petani Tembakau di Magelang Optimistis Bisa Menikmati Harga Tembakau Mahal
Paguyuban Petani Pedagang Tembakau Magelang (P3TM) menyatakan kualitas tembakau di Magelang dan Temanggung saat ini jauh lebih baik.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Paguyuban Petani Pedagang Tembakau Magelang (P3TM) menyatakan kualitas tembakau di Magelang dan Temanggung saat ini jauh lebih baik.
Sehingga, petani optimistis penyerapan tembakau asal Kabupaten Magelang dan Temanggung oleh pabrik rokok tahun ini diprediksi mencapai lebih dari Rp 1 triliun.
Penasehat P3TM, H Mamik, mengatakan jika tahun lalu pembelian tembakau dari pabrik (rokok) mencapai hampir Rp 1 triliun. Pada tahun ini, dia optimistis bisa mencapai lebih dari Rp 1 triliun.
“Khususnya tembakau dari Magelang dan Temanggung. Apalagi, saat ini kualitas tembakau meningkat tajam,” katanya, kemarin.
Hal ini, kata dia juga didukung banyak petani yang sudah menyadari untuk memproduksi tembakau murni yang sudah memenuhi standar yang diterapkan pabrikan.
Standar pabrikan yang dimaksud, diantaranya tembakau harus lokal, tidak boleh dicampur gula, tidak dicampur dengan tembakau lain.
Kemudian tidak dicampur zat kimia, pengemasan rapi dan jemuran kering serta cara perajangan.
Perwakilan petani tembakau, Goenadi Yusuf mengatakan, sangat berharap pemerintah turut memberikan dukungan kepada para petani tembakau.
Dalam hal ini pemerintah harus menjamin ketersediaan pupuk saat musim panen dan menjaga kualitas bibit.
“Tugasnya petani, pemerintah, pedagang harus bersinergi untuk meningkatkan kualitas tembakau,” paparnya.
Bupati Magelang, Zaenal Arifin mengatakan, Pemkab secara khusus memberikan perhatian kepada para petani tembakau di wilayahnya.
Pihaknya juga akan mulai menyiapkan pelestarian bibit unggul tembakau muntilanan.
“Supaya, ke depan para petani tidak lagi mendatangkan bibit dari luar daerah yang justru kualitasnya kurang bagus,” katanya.
Salah satunya dengan memberikan program peningkatan kualitas bahan baku dan melalui DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau).
”Saya merasa senang dengan kualitas tembakau yang saat ini dan pada akhirnya bisa diterima oleh pabrik,” tandasnya. (*)