Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Said Abdullah: Benih-benih Sektarian Tak Boleh Hidup di Indonesia

Kekuatan kita adalah kekuatan yang dijalin dari perbedaan suku, agama dan daerah.

Penulis: Robertus Rimawan
zoom-in Said Abdullah: Benih-benih Sektarian Tak Boleh Hidup di Indonesia
KOMPAS.com/Taufiqurrahman
Cawagub Jawa Timur, Said Abdullah menyisir beberapa TPS di sekitar rumahnya di Sumenep. Said prediski pasangan KarSa raih 15 persen suara di Sumenep. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Fraksi PDI Perjuangan, DPR RI, Said Abdullah menegaskan bangsa Indonesia tidak boleh dikapling-kapling hanya karena perbedaan keyakinan (agama).

Pasalnya, semua agama mempunyai hak yang sama dan setara sehingga wajib hukumnya bagi semua anak bangsa untuk saling melindungi.

Karena itu Said menyerukan agar benih-benih sektarian harus segera dipadamkan dan dikubur dalam-dalam serta tak boleh hidup di bumi pertiwi ini.

Hal tersebut disampaikannya melalui rilis yang diterima Redaksi Tribunnews.com, Rabu (14/10/2015).

“Merawat Indonesia, sesungguhnya ditandai dari sikap dan perilaku positif yang cerdas dari seluruh elemen bangsa terhadap keragaman agama kita.

Kekuatan kita adalah kekuatan yang dijalin dari perbedaan suku, agama dan daerah.

Dan Indonesia bukan Timur Tengah,” jelas Said terkait pembakaran sejumlah gereja di Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh di Jakarta, Rabu.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, iman dari setiap pemeluk agama melarang mengganggu tempat peribadatan pemeluk agama lain. Iman sejatinya mengantarkan umatnya pada sikap toleran dan eksistensi damai.

Karena itu, semua pemeluk agama wajib hukumnya menjaga agar agama tidak dijadikan sumber konflik.

“Agama menuntun kita pada pencerahan. Negeri ini tidak boleh dikapling-kapling karena perbedaan keyakinan,” tegasnya.

Apalagi, jelasnya, konstitusi memberi peluang luas bagi warganya untuk ekspresi sesuai keyakinannya. Para pendiri Republik sadar bangsa di Nusantara ini amat beragam.

Kebhinekaan bukan barang baru dan telah ada sejak negara ini belum lahir. Kebhinekaan di Nusantara adalah fakta, bukan masalah.

Namun sungguh ironis apabila ekspresi keyakinan itu justru ingin menyingkirkan perbedaan atau kebhinekaan yang sudah lama ada.

"Kita beruntung, dan bersyukur, bahwa para pendiri republik ini, terutama Bung Karno, telah menyumbangkan sebuah fondasi kebangsaan, yakni Pancasila," terangnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas