Mukidin Sosok Sederhana Pelestari 22 Mata Air dari Gunung Telomoyo
Banyaknya lahan kritis dan kurangnya persediaan air bersih sempat dialami warga yang tinggal di lereng Gunung Telomoyo, Kecamatan Grabag, Magelang
Editor: Sugiyarto
Persoalan ini terus meluas hingga sempat membuat konflik antar warga desa karena keterbatasan air yang menjadi penopang hidup utama warga di sekitarnya.
Ubah Pola Tanam
Mukidin yang sempat menjabat sebagai Kepala Desa Ngrancah tahun 2000 hingga 2013 itu kemudian berupaya untuk membuat sebuah terobosan.
Dia menganalisa permasalahan lingkungan yang membuat hilangnya mata air di wilayahnya.
Selain mata air hilang, wilayahnya juga merupakan daerah yang sering longsor dan banjir jika musim penghujan.
Keprihatinannya itu semakin memuncak, hingga dia akhirnya mengubah pola tanam warga di sekitarnya.
Awalnya, dia memulai “pengobatan” alam itu dengan menanami lahan kritis yang mencapai sekitar 150 hektar di tahun 1990an dengan tanaman keras dan mampu menyerap cadangan air, seperti aren, mahoni, dan juga tanaman keras jenis kopi.
Sementara, warga lainnya tetap menanami lahan mereka dengan tanaman semusim berupa singkong dan jagung, yang hanya bisa dipanen setahun sekali.
“Dahulu banyak warga yang menanami lahan miring dengan tanaman jagung dan singkong. Tentu saja, dampak dari tanaman semusim ini mempercepat tanah longsor. Dampak yang paling terasa adalah mati atau menghilangnya titik mata air,” ujarnya.
Pola tanam yang diterapkan oleh juara I kader konservasi alam tingkat nasional tahun 2012 ini, belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat.
Masyarakat mencibir langkah yang diterapkan oleh bapak berputra satu ini.
“Tantangan terbesar adalah mengubah pola pikir masyarakat untuk sadar mengobati lahan terdegradasi. Mereka masih berpikir pragmatis, kalau menanam harus tanaman yang memberikan untung. Namun, tidak melihat efeknya pada alam dan hilangnya sumber air,” ujar ayah dari Muhammad Chabibulah dan suami dari Indariyah (48) itu.
Namun, lambat laun, masyarakat mulai menyadari perubahan alam akibat pola tanam yang dilakukan oleh Mukidin.
Tanah longsor mulai bisa dikendalikan dan tidak ada lagi banjir. Akhirnya warga mulai banyak berguru padanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.