Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Pesawat Be-200 Milik Rusia Mulai Padamkan Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumsel

Dua pesawat bantuan Pemerintah Rusia bergabung dengan satgas udara untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan, Rabu (21/10/2015) sore.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dua Pesawat Be-200 Milik Rusia Mulai Padamkan Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumsel
YouTube
Pesawat Rusia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua pesawat bantuan Pemerintah Rusia bergabung dengan satgas udara untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan, Rabu (21/10/2015) sore.

Pesawat Be-200 akan difokuskan pada pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten OKI Sumatera Selatan (Sumsel) yang saat ini masih terbakar hebat.

Pesawat berjenis Beriev Be-200 bergabung dengan Satuan Tugas (Satgas) udara di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.

Praktis, kedua pesawat Be-200 menggantikan Hercules C130 milik New South Wales Fire Service (Australia) dan Bombardier CL415 milik Malaysia Coast Guard yang telah menyelesaikan misi kemanusiaan pada akhir pekan lalu.

Pemerintah Australia mengakhiri bantuan armada pemadaman pada 19 Oktober dan Malaysia 20 Oktober lalu.

"Pesawat Be-200 merupakan pesawat amphibi yang bergabung dengan Satgas udara bersama dua pesawat jenis Air Tractor 80 yang telah berada di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung hari ini," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada Tribunnews, Kamis (22/10/2015).

Berita Rekomendasi

Sutopo jelaskan, operator Be-200 akan siap melakukan water-bombing apabila material air dicampur dengan bahan kimia baik jenis AF31 atau pun Miracle Foam.

"Pesawat berbobot kosong 27.000 kg memiliki tangki khusus di dalam pesawat untuk pencampuran air," jelas dia.

Disamping itu, Be-200 ini berkapasitas mencapai 12.000 liter untuk water-bombing.

Selain itu empat pesawat fixed wing ditempatkan di Pangkalpinang untuk mengantisipasi jarak pandang di Lanud Palembang yang sering pendek dan menyebabkan tidak bisa terbang.

"Untuk itu operasi dilakukan dari Pangkalpinang. Sedangkan 7 helikopter tepat beroperasi dari Palembang," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas