Kemarau Panjang, Air PDAM Tungkal Serasa Garam
Mereka mengeluh karena air yang mengalir ke bak-bak penampungan warga asin bukan kepalang, tak ubah seperti air laut.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Awang Azhari
TRIBUNNEWS.COM, KUALA TUNGKAL - Pelanggan PDAM Tirta Pengabuan Kuala Tungkal, Jambi beberapa waktu terakhir mengeluhkan soal produksi yang dihasilkan PDAM.
Mereka mengeluh karena air yang mengalir ke bak-bak penampungan warga asin bukan kepalang, tak ubah seperti air laut.
Hal ini memaksa mereka untuk membeli sumber air lain, agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengingat air PDAM sama sekali tidak bisa digunakan.
"Tidak bisa untuk apa-apa karena asin sekali, bahkan pertama saya kaget karena rasa garam. Jadi sekarang terpaksa beli air dari tempat lain," kata seorang warga, Kenata, Rabu (21/10/2015).
Dikonfirmasi masalah ini, Direktur PDAM Tirta Pengabuan, Ustayadi tak membantah, menurutnya memang saat ini produksi air sangat asin.
Hal ini kata dia akibat dari fenomena alam yang terjadi, di mana kemarau panjang sudah berjalan hampir tiga bulan.
Hal serupa pernah terjadi di tahun 1997, di mana air yang diproduksi menjadi sangat asin, mengingat yang diolah merupakan air laut murni.
"Ini karena sudah lama tidak hujan, air tawar di rawa-rawan habis, kemudian air tawar dari Ulu juga mengering sehingga sungai-sungai diisi air laut, termasuk Sungai Parit Panting yang menjadi lokasi produksi air PDAM," kata Ustayadi kepada Tribun.
Bahkan saat ini lanjut Ustayadi, air laut bukan hanya mengisi sungai di Parit Panting, namun sudah jauh ke wilayah Tebing Tinggi, padahal kawasan ini termasuk cukup tinggi, memiliki jarak puluhan kilo meter dari kawasan pantai.
"Ini fenomena alam, di mana air tawar hilang karena kekeringan. Bahkan di Tebing Tinggi saya dapat laporan, produksi air kita di sana juga sudah berubah jadi air asin," jelasnya.
PDAM tidak bisa berbuat banyak karena belum memiliki teknologi penunjang untuk bisa merubah air asin menjadi tawar.
Ustayadi menyebut pihaknya kini hanya memiliki alat filterisasi biasa, sementara untuk merubah air asin menjadi tawar harus memiliki alat asmosis yang sampai saat ini belum dimiliki.
"Jadi masalah ini tidak bisa kita tanggulangi, hanya hilang ketika musim hujan tiba," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.