Anak-anak Kelaparan, Istri Andun Terpaksa Memasak Batu
Saking miskinnya dan tidak memiliki apapun untuk dimasak, istri Andun terpaksa memasak sebongkah batu di dalam wajan.
Editor: Rendy Sadikin
"Begitu saya dengar, saya bilang, keluarga Andun harus segera ditinjau. Berangkatlah kami, rombongan Polres ke rumah Andun. Begitu sampai di lokasi, benar rumah Andun tinggal dapur saja," ujar Kapolres di Mapolres Cianjur, Selasa (3/11).
Andun, kata Kapolres, tidak bisa mereka usulkan untuk menerima program bantuan rumah tinggal layak huni karena mereka tidak tinggal di tanahnya.
Kapolres pun kemudian mendatangi Kantor Badan Pertahanan Nasional (BPN) sambil berharap dapat menemukan jalan keluar.
"Di BPN itulah akhirnya kami ketahui bahwa pemilik tanah yang sebagian tanahnya digunakan Andun tuntuk tempat tinggalnya ternyata belum memiliki sertifikat tanah. BPN kemudian membuatkan sertifikat tanah itu secara gratis, namun dengan perjanjian, Andun mendapat hibah sedikit tanah dari tuan tanah itu. Pemilik tanah setuju dan memberikan Andun tanah seluas 72 meter persegi. Bersama Kepala Perumnas dan beberapa donatur, kami kemudian membangunkan rumah," ujarnya.
Rumah tersebut, ujarnya, rencananya baru akan selesai dalam 45 hari, namun baru 35 hari rumah itu ternyata sudah bisa ditempati.
Sesuai janjinya, Kapolres menyerahkan rumah tersebut kepada Andun dan keluarganya, Jumat (30/10).
"Kapolres bilang, saya tinggal isi rumah baru ini. Waktu peresmian juga langsung dikasih sertifikat rumah dan tanah ini," ujar Andun.
Sambil bersila di teras rumahnya yang baru, Andun yang mengenakan topi loreng dan kaus bertuliskan "pemburu" itu mengaku sangat bahagia setelah dia, istri dan keempat anaknya akhirnya bisa tinggal di rumah yang layak.
Di rumah yang baru, ujarnya, mereka tak lagi kedinginan dan tidur dalam keadaan basah jika hujan karena gentingnya yang bolong.
"Kami bertahan karena mau bagaimana lagi, hanya itu yang kami punya," kata Andun.
Rumah baru berukuran enam kali enam meter itu terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang keluarga, dan satu kamar mandi.
Sambil tersenyum, Andun bilang anak-anaknya yang belum bisa menjaga kebersihan.
"Ibunya terpaksa berulang kali mengepel lantai. Anak-anak terus saja lalu lalang dan loncat-loncat di dalam rumah," ujarnya.
Andun mengaku tak sedikit pun pernah menyangka akan bisa mendapatkan rumah baru yang selama ini bahkan memimpikannya pun tak berani.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.