Tanggapan UGM Terkait 'Gonjang-ganjing' Terhadap Pratikno
Kepala Humas UGM, Wijayanti, UGM memilih tak menggubris tentang hal tersebut.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Dugaan kisruh yang terjadi di Sekretariat Negara (Setneg) akibat tuduhan kepada Mensesneg, Pratikno, karena dianggap banyak memasukkan orang-orang UGM, tak ingin ditanggapi terlalu serius oleh pihak UGM.
Melalui Kepala Humas UGM, Wijayanti, UGM memilih tak menggubris tentang hal tersebut.
Wiwit, panggilan akrabnya mengatakan pihak UGM tidak paham maksud tulisan di poster-poster yang saat ini sedang beredar di Jakarta.
"Yang kami pahami juga selama ini, Pak Pratikno selalu bersikap profesional dan dapat menempatkan diri dalam posisi yang diemban," kata Wiwit, Kamis (5/11/2015).
Ia juga menilai hal semacam itu tidak perlu direspons, karena tidak jelas. Oleh karena itu, koordinasi internal untuk menanggapi hal ini sejauh ini belum dilakukan.
"Lebih baik fokus untuk mengabadikan ilmu bagi bangsa daripada menanggapi hal-hal yang tidak jelas," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno membantah ada gejolak di internal Kementerian Sekretaris Negara. Hal itu disampaikannya menanggapi sebuah spanduk bertuliskan "Pratikno! Sekretariat Negara Bukan Rektorat UGM."
"Nah itu, saya juga tidak tahu, tanya sama yang masang spanduk," kata Pratikno.
Spanduk tersebut terbentang di salah satu sudut Kota Jakarta. Pihak Istana yang menolak disebutkan namanya membenarkan bahwa informasi mengenai spanduk itu telah diterima pada pagi hari tadi.
Namun, Pratikno merasa tidak ada masalah di internal Setneg. Ia juga membantah jika spanduk itu terbentang karena dirinya memberikan tempat bagi sejumlah akademisi dari Universitas Gadjah Mada masuk ke dalam Setneg.
Mantan Rektor UGM itu mengungkapkan, mayoritas pejabat di lingkungan Setneg kini berasal dari Universitas Padjajaran. Rekrutmen pejabat pun dilakukan oleh panitia seleksi yang dipimpin Eko Prasodjo dari Universitas Indonesia, bersama Ombudsman RI, BPKP, dan internal Setneg.
"Saya bekerja sangat profesional. Jadi dicek saja eselon I kita kebanyakan dari mana," kata Pratikno. (Indra Akuntono,Kompas.com/Tiq tribun Jogja)