Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UGM Dinilai Perlu Lakukan Kajian dan Klarifikasi Terkait Tudingan Keterlibatan Peristiwa 1965

Peristiwa 1965 menurutnya adalah bagian dari sejarah Indonesia yang harus diterima bersama bahwa di masa lalu Indonesia punya sejarah kelam.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in UGM Dinilai Perlu Lakukan Kajian dan Klarifikasi Terkait Tudingan Keterlibatan Peristiwa 1965
PKI @IPOS
Ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza

TRIBUNNEWS.COM JOGJA  -  Akhir-akhir ini di berbagai media tersebar gambar piagam dari RPKAD yang memberikan penghargaan kepada Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam perannya dalam memberikan bantuan dalam operasi penumpasan G30S PKI.

Hal ini sontak menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, bahkan dalam situs change.org juga ada sebuah petisi agar Rektor UGM mengakui UGM terlibat dalam tragedi 1965, yang hingga berita ini ditulis sudah mencapai 372 petisi.

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Erwan Agus Purwanto menilai UGM perlu melakukan kajian dan klarifikasi atas tuduhan tersebut.

"UGM perlu melakukan kajian dan klarifikasi, kalau memang UGM pernah melakukan kesalahan ya kita sampaikan ke masyarakat itulah realitas kita," ujar Erwan Selasa (17/11/2015).

Peristiwa 1965 menurutnya adalah bagian dari sejarah Indonesia yang harus diterima bersama bahwa di masa lalu Indonesia punya sejarah kelam.

Menurutnya, itu pelajaran berbangsa dan bernegara yang sangat kelam tapi harus bersama dilalui agar Indonesia menjadi lebih kuat.

Berita Rekomendasi

"Amerika juga pernah mengalami perang saudara dan bangsa lain juga mengalaminya dan Indonesia mengalami proses yang sama dan saya kira lembaga di Indonesia bukan hanya UGM yang terlibat," tambahnya.

Fisipol sebagai fakultas di UGM juga disebutnya mengalami pergolakan yang sama dimana pernah dipimpin dekan seorang polisi.

Hal ini menujukkan bahwa UGM juga menjadi korban pada saat yang sama namun ada juga pelaku yang melakukan tindakan yang saat ini kita sebut sebagai pelanggaran HAM.

Karenanya, dia mendorong UGM untuk duduk membentuk tim lalu melihat bagaimana persoalannya siapa yang terlibat siapa jadi korban kemudian disampaikan kepada masyarakat.

"Diharapkan nantinya ada objektifitas secara utuh bahwa UGM tidak hanya menjadi pelaku di satu sisi kita juga menjadi korban," tandasnya.

Dengan adanya proses tersebut diharapkan Indonesia dapat melewati sejarah kelam tersebut dan maju ke depan sebagai bangsa yang lebih kuat.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas