Pertama Kalinya, RSUP Sardjito Berhasil Lakukan Transplantasi Hati dari Organ Hidup
Operasi dilakukan oleh tim dokter RSUP dr Sardjito dibantu tim dokter dari Kyoto Jepang yang terdiri 6 orang.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Untuk pertama kalinya, RSUP dr Sardjito berhasil melakukan operasi transplantasi hati dari donor hidup.
Operasi tersebut berhasil dilakukan selama 16 jam nonstop sejak Rabu (11/11/2015) pagi pukul 09.00 WIB dan berakhir pada Kamis (12/11/2015) pukul 01.00 WIB.
Operasi dilakukan oleh tim dokter RSUP dr Sardjito dibantu tim dokter dari Kyoto Jepang yang terdiri 6 orang.
Ketua tim operasi dari RSUP dr Sardjito dr M Juffrie mengatakan operasi dapat dilaksanakan dengan sukses berkat kerjasama yang baik antara kedua tim dokter dari beda negara tersebut.
"Bisa dikatakan kita hasil operasi kita sudah 80-90% sukses, sisanya menunggu respon dari resipien yang akan terus kita pantau 2-3 bulan ke depan," jelasnya dalam pers rilis yang diadakan Kamis (19/11/2015).
Dia menambahkan operasi itu sudah melewati persiapan yang panjang melebih satu tahun, hal itu bermula saat Adelia Dwi Cahyo (14 bulan) yang menderita kelainan saluran empedu.
"Tidak terbentuk saluran empedu, sehingga cairannya tidak bisa dikeluarkan lalu meracuni darah," jelas Jufrie.
Satu-satunya cara untuk mengobati kelainan ini adalah transplantasi hati dan akhirnya sang ibu Dwi Purwanti (32) diputuskan untuk menjadi donor tersebut.
Proses donor melalui proses yang panjang, guna mendukung kelancaran operasi tersebut juga menggandeng tim dokter dari Kyoto yang sudah memiliki pengalaman tinggi bergabung dengan tim dokter gabungan dari berbagai macam bidang.
Saat ini 5 hari seusai operasi, kondisi keduanya baik donor maupun resipien sudah baik, bahkan sang ibu sudah diperbolehkan pulang dan meninggalkan rumah sakit.
"Ibunya sudah boleh pulang, kalau anaknya disarankan pindah bangsal biasa," tambahnya.
Salah seorang tim dokter dari Kyoto Jepang dr Atshushi Yashizawa mengapresiasi suksesnya operasi kali ini yang disebutnya merupakan hasil kerjasama yang baik antara kedua pihak.
"Saluran nafas resipien sempat agak tersumbat namun masalah ini bisa diselesaikan dengan baik, saat ini sudah tidak ada masalah infeksi dan saluran nafas," ujarnya.
Dia menambahkan biasanya masalah yang terjadi pada operasi transplantasi seperti ini adalah infeksi dan dejeksi (penolakan) dari tubuh resipien atau penrima donor namun sejauh ini respon dari resipien masih sangat baik.