Seorang Bidan di Pedalaman Pontianak Meninggal Bersama Bayi di Kandungannya Usai Selamatkan Pasien
Kabar duka kembali menyelimuti kalangan tenaga medis di Indonesia.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka kembali menyelimuti kalangan tenaga medis di Indonesia.
Seorang bidan asal Semarang, Jawa Tengah yang bertugas di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Anik Setya Indah dikabarkan meninggal dunia usai tugas menolong pasien di pedalaman.
Sebelumnya, sekitar sepekan lalu, dokter Dionisius Giri Samudra atau dokter Andra meninggal saat tugas di Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.
[Baca juga: Detik-detik Terakhir Sebelum Dokter Andra Meninggal Dunia]
Kabar meninggalnya bidan Anik beredar melalui akun sejumlah dokter pada Facebook, Selasa (24/11/2015).
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia melalui akunnya pada Twitter telah menyampaikan ucapan duka.
Dokter yang mengedarkan kabar itu, antara lain Erta Priadi Wirawijaya (cardiologist di Rumah Sakit Karisma, Cimareme, Kota Cimahi, Jawa Barat), Sevent Sevent
(dokter umum Rumah Sakit Ibu dan Anak Joko Pramono, Karawang, Jawa Barat), dan bambang Budiono (dokter di Rumah Sakit Awal Bros, Makassar, Sulawesi Selatan).
Berdasarkan informasi yang beredar pada akun tersebut, Anik meninggal dalam kondisi hamil saat pulang dari tugasnya.
Berikut selengkapnya informasi itu.
“INNALILLAHI WAINNAILAIHI ROJIUUN,
satu lagi pahlawan kesehatan meninggal dunia dalam tugasnya di pedalaman kalimantan, BIDAN ANIK SETYA INDAH..
Bidan anik sedang hamil 8 bulan, rencana cuti awal desember untuk melahirkan.
Hari kamis kemarin ada panggilan persalinan kerumah pasien dua sekaligus, daerah menuju lokasi pasien jauh dan medan sulit.
Sempat dilarang sama suami karena kondisi juga lagi hamil besar, tapi Indah menolak dan tetap saja berangkat. Akhirnya seharian berhasil melahirkan dua pasien dg selamat.
Setibanya dirumah INDAH sakit perut yang amat sangat, oleh suami mau dibawa ke RS Pontianak tapi jarak membutuhkan waktu 4 jam, akhirnya terpaksa masuk ke RS kabupaten yang ada.
Setelah di USG ternyata bayi dalam kandungan tak tertolong.
INDAH sempat bilang ke suami, tidak apa-apa belum rejeki kita punya anak.
Beberapa menit kemudian terjadi kontraksi perut yang amat sangat dan INDAH meminta untuk dilakukan operasi seksio caesaria.
Akhirnya dilakukan operasi, tapi ternyata ditemukan placenta sudah lepas (solutio plasenta), akibatnya terjadi perdarahan hebat sampai shock.
Teman suami sudah di datangkan semua untuk menyumbangkan darah karena persediaan darahnya kosong, tapi naas, bag. darah tidak tersedia akhirnya mencari di PMI lain yang jaraknya jauh.
Belum sempat darah datang, INDAH semakin jelek kondisinya sampai akhirnya dilakukan resusitasi jantung namun nyawa INDAH tidak tertolong lagi dan meninggal dunia jumat kemarin.
Semoga amal ibadah BIDAN INDAH diterima, khusnul khotimah, aamiin... doa teman-teman buat teman kita.. Bidan ANIK SETYA INDAH asli semarang.”