Tolak Tambang Emas di Tumpang Pitu, Lima Warga Tertembak
Sebanyak 500 personel keamanan berjaga di sekitar tambang emas Tumpang Pitu Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Sebanyak 500 personel keamanan berjaga di sekitar tambang emas Tumpang Pitu Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Kamis (26/11/2015).
Ratusan personel itu terdiri dari empat kompi (400 orang) Polri dan satu kompi TNI AD.
Mereka berjaga di keseluruhan pos mulai dari Pos 1 hingga Pos 13 yang ada di dalam kawasan tambang.
"Mulai tadi malam sampai siang ini pasukan masih standby, hari ini ada tambahan personel. Tambahan personel dari Brimob Polda di Bondowoso dan Sabhara Polres Jember, selain dari Banyuwangi dan polsek jajaran," ujar Kasubag Humas Polres Banyuwangi AKP Subandi kepada SURYA.co.id, Kamis (26/11/2015).
Penjagaan dilakukan sampai kondisi di kawasan sekitar Pulau Merah itu kondusif.
Paska aksi yang memanas, Rabu (25/11/2015) malam, Subandi mengatakan situasi sudah terkendali.
Warga membubarkan diri sekitar pukul 21.00 wib, setelah ada negosiasi antara warga dan polisi.
Polisi menjanjikan melepaskan tiga orang yang sore harinya ditangkap paska aksi warga.
"Tadi malam tiga orang yang kami amankan sudah kami lepaskan," lanjut Subandi.
Pada Rabu (25/11/2015) siang hingga malam, suasana tambang emas Tumpang Pitu memanas.
Warga membakar sejumlah sepeda motor dan gudang PT Bumi Suksesindo (BSI) selaku perusahaan yang mengelola tambang emas Tumpang Pitu.
Ratusan warga Dusun Pancer Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran marah karena rencana penambangan tetap berjalan.
Warga menuntut agar penambangan di pesisir laut selatan itu dihentikan.
Aksi anarkhisme warga itu akhirnya membuat sejumlah orang terluka.
Lima orang warga terkena peluru, dan satu orang polisi terluka.