Akibat Penyakit Misterius di Papua, 41 Anak Tewas
Tim ini akan mencari tahu penyebab kematian anak dan mencari solusinya. Kita tak bisa menduga-duga penyebab kematian anak itu
Editor: Sanusi
Sejak mendapat laporan kejadian ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga sejak 3 hari lalu sudah menerjunkan tim ke lokasi dan hingga kini belum ada lagi laporan penambahan korban.
"Dari laporan yang kami terima, kasus kematian anak tersebar di beberapa kampung, masing-masing; Kampung Digilmo, Kampung Imanuel, Kampung Opmo, Kampung Dal, Kampung Labirik dan Kampung Berapngin," jelas Mesak di sela kunjungan kerja di Jayapura.
Mengenai pelayanan kesehatan di dua distrik tersebut, diakui Mesak belum maksimal karena keterbatasan tenaga medis dan kondisi geografis jarak antar kampung yang berjauhan yang hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki.
Di Distrik Mbua, sudah ada puskesmas lengkap dengan tenaga dokter dan paramedis yang terletak di pusat distrik. Berbeda dengan Distrik Mbulmu Yalma, di distrik pemekaran itu hanya ada puskesmas pembantu.
"Di Distrik Mbua sudah ada puskesmas lengkap dengan dokter dan paramedis tapi dengan kondisi seperti ini mereka sulit untuk berpindah dan hanya di pusat distrik saja. Disana juga sudah ada Satgas Kaki Telanjang, tenaga medis yang dibentuk UP2KP (Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua) yang beranggota 7 orang tenaga medis, namun tetap terkendala kondisi geografis karena jarak antar kampung berjauhan dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki," ungkap Mesak.
Berbeda dengan ciri-ciri penyakit misterius yang diungkapkan Yan, Mesak mengaku mendapat laporan ciri-ciri balita yang terserang penyakit misterius ini mengalami deman tinggi dan kejang-kejang.
"Tidak ada mencret, penderita hanya mengalami demam tinggi, lalu kejang-kejang dan akhirnya meninggal dunia," jelas Mesak.(Kontributor Jayapura, Alfian Kartono)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.