Kebutuhan Listrik 100 Juta Watt di 2025, PLTN Sudah Menjadi Keharusan
Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir Batan, Taswanda Taryo, mengatakan, kebutuhan listrik pada 2025 diperkirakan mencapai 100 juta watt.
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Badan Tenaga Nuklir Indonesia (Batan) akan terus mendorong pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terutama di Bangka Belitung.
Pasalnya PLTN dinilai sebagai jawaban atas krisis energi yang terjadi di Indonesia terutama pada 2024 nanti.
Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir Batan, Taswanda Taryo, mengatakan, kebutuhan listrik pada 2025 diperkirakan mencapai 100 juta watt.
Sementara dengan pengembangan energi yang ada saat ini dinilai masih belum memenuhi kebutuhan listrik pada 2025.
"Dengan pengembangan energi yang ada sekarang, untuk pemenuhan kebutuhan pada 2025 masih kurang sekitar 5 ribu MW. Dengan PLTN bisa memenuhi kebutuhan tersebut," kata Taswanda usai menghadiri peringatan 50 tahun reaktor TRIGA di Kantor Batan Bandung, Jalan Tamansari, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/12).
Kebutuhan energi itu pun bisa segera terpenuhi, lanjut Taswanda, asalkan pemerintah segera memberi lampu hijau terhadap pembangunan PLTN.
Pasalnya butuh waktu selama tujuh tahun untuk membangun PLTN di Indonesia.
Sementara beberapa tetangga Indonesia, yakni Vietnam sudah mulai membangun PLTN dan diperkirakan sudah bisa beroperasi pada 2021.
"Malaysia pun sudah mulai bergegas untuk membangun PLTN ini di Johor. Diperkirakan PLTN di Malaysia ini bisa beroperasi pada 2022. Ironisnya mereka akan mencoba menjual energi dari PLTN itu ke Sumatera," ujar Taswanda.
Taswanda mengatakan, kehadiran PLTN bukan kompetitor terhadap energi lain.
Sebab energi yang dihasilkan PLTN khusus untuk industri.
Karena itu bisa dibayangkan ketika industri di Indonesia mulai maju, namun kesulitan energi.
"PLTN bukan lagi energi alternatif tapi sudah harus menjadi keharusan," kata Taswanda.