Kenaikan Harta Calon Petahana Bupati Karawang Dianggap Tak Wajar
Yanto juga mempertanyakan klarifikasi Cellica atas jumlah kekayaannya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - KPK dan PPATK disarankan menyelidiki kenaikan harta incumbent Bupati Karawang yang dinilai diluar dari kewajaran. Apalagi ada pengakuan data yang disampaikan dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dalam pilkada 2010 tidak sesuai kenyataan.
Hal ini dikatakan Yanto, politisi Partai Gerindra Karawang setelah KPUD Kabupaten Karawang mengumumkan LHKPN enam pasangan calon bupati Karawang beberapa hari lalu.
Berdasarkan data yang diumumkan KPUD Karawang, menurut Yanto, kenaikan harta kekayaan yang cukup signifikan dari pasangan calon incumbent Cellica Nurrachadiana dari Rp 2,2 M pada laporan tahun 2010 menjadi Rp 37,9 M pada tahun 2015. Kenaikan harta diperkirakan 17 kali lipat kenaikannya.
“Kalau kita lihat Cellica sebelumnya hanya anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dan baru menjabat Plt Bupati Karawang hanya hitungan bulan saja. Gaji dan tunjangannya sebagai Plt Bupati tidak memungkinkan mendapatkan penghasilan sebanyak itu. Kalau perlu KPK melakukan pembuktian terbalik, jangan sampai kenaikan harta kekayaan Cellica menimbulkan praduga yang tidak baik dimata publik jika KPK tidak melakukan pengecekan secara mendalam, “ ujar Yanto, Ketua Bapilu Partai Gerindra Karawang, Rabu (2/12/2015).
Yanto juga mempertanyakan klarifikasi Cellica atas jumlah kekayaannya.
"Jika memang Cellica beralasan hanya karena etika tidak memasukan hartanya semua pada tahun 2010 dianggap takut melebihi kekayaan Ade Swara waktu itu sangat tidak masuk akal sekali dan justru kejujuran Cellica patut dipertanyakan sebagai calon pemimpin. Sehingga yang bersangkutan dapat dikategorikan dalam pemalsuan data. Bisa aja ini menjadi celah KPK masuk untuk melakukan penyelidikan," tambah Yanto.
Sebagaimana diketahui, pada pilkada 2010 lalu, Cellica maju sebagai wakil bupati mendampingi Ade Swara.
Secara terpisah, Cellica di sejumlah media telah memberikan bantahan. Dia menyebutkan harta yang dimilikinya wajar karena sejak dulu dia sudah kaya.
“Saya sudah kaya sejak dulu. Bukan masalah berbohong dalam melaporkan harta kekayaan saat itu. Akan tetapi etikanya saya menghargai beliau (Ade Swara). Masa calon wakil bupatinya melaporkan harta kekayaannya melebihi calon bupatinya,” ucapnya.
Kabupaten Karawang merupakan daerah yang memiliki pasangan calon kepala daerah terbanyak di Jawa Barat, yakni terdapat 6 pasangan calon bupati dan wakil bupatinya. Berikut nama-nama pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Karawang 2015: Nace Permana dan Yeni (perseorangan), Akhmad Marjuki-TB Dedy Suwandi Gumelar (diusung Partai Hanura, PDI-P dan PBB), Cellica Nurrachadiana-Ahmad Zamakhsari (dari Partai Demokrat, PAN dan PKS), Daday Hudaya-Edy Yusuf (perseorangan / Independen), Nanan Taryana-Asep Gustian (perseorangan), dan Saan Mustopa-Iman Soemantri (Partai Golkar, Gerindra dan Partai NasDem).
Sedangkan Ahmad Zamakhsari, calon wakil bupati yang mendampingi Cellica menyampaikan harta kekayaannya sekitar Rp2,8 miliar.
Calon bupati yang memiliki kekayaan tertinggi kedua ialah Akhmad Marjuki. Cabup yang satu ini menyampaikan harta kekayaan miliknya sekitar Rp33,3 miliar dan calon wakilnya, Dedi S Gumelar memiliki kekayaan Rp13,4 miliar. Selanjutnya calon bupati Nace Permana memiliki harta kekayaan sekitar Rp4 miliar dan calon wakilnya Yeni harta kekayaannya mencapai Rp2,1 miliar.
Kemudian calon bupati Daday Hudaya dilaporkan memiliki harta kekayaan sekitar Rp13,9 miliar dan wakilnya Edy Yusuf menyampaikan total kekayaannya sekitar Rp12,2 miliar. Calon bupati lainnya, Nanan Taryana memiliki harta kekayaan sekitar Rp2,1 miliar dan wakiknya Asep Agustian memiliki kekayaan sebesar Rp4,3 miliar.
Terakhir calon bupati Saan Mustopa dari Partai Golkar, Gerindra dan Nasdem menyampaikan harta kekayaannya sekitar Rp4,7 miliar. Sedangkan wakilnya, Iman Sumantri harta kekayaannya hanya mencapai Rp1,8 miliar.