Ketinggian Air Capai 1 Meter, 10 Keluarga Kampung Cieunteung Ngungsi
Sebanyak 10 keluarga yang mengungsi di tempat ini berjumlah 38 orang.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, BALEENDAH - Sebanyak 10 keluarga asal Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, mulai mengungsi di GOR Kelurahan Baleendah, Sabtu (2/1/2015).
Puluhan warga Kelurahan Andir pun mulai mengungsi di GOR Inkarnas Baleendah.
Seorang pengungsi asal Kampung Cieunteung, Yanti (47), mengatakan sejak Jumat (1/1/2015) pukul 22.00 WIB ketinggian air banjir sudah mencapai sekitar 1 meter di kawasan permukimannya, sehingga saat itu warga sudah memilih mengungsi.
Sebanyak 10 keluarga yang mengungsi di tempat ini berjumlah 38 orang.
Mereka dievakuasi bersama barang bawaannya oleh relawan dan anggota Polsek Baleendah menggunakan perahu dan mobil Polsek Baleendah.
"Ada juga yang mengungsi pakai kendaraan umum. Kami sudah tidak bisa tinggal lagi di rumah karena airnya cepat meninggi tapi susah surut," kata Yanti di GOR Kelurahan Baleendah, Sabtu (2/1/2015).
Para pengungsi ini, katanya, sempat bertahan di lantai dua masjid di Cieunteung.
Namun, hujan deras yang terus turun membuat mereka khawatir air banjir akan terus meninggi. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengungsi.
Para pengungsi ini belum mendapat bantuan logistik dan masih menjalankan mata pencahariannya dengan normal.
Mereka pun masih bisa membeli makanan dari warung untuk keperluan sehari-hari.
Anggota Unit Cegah Siaga BPBD Kabupaten Bandung, Ayu Susilawati, mengatakan tidak hanya warga Cieunteung, warga Kelurahan Andir sudah mulai mengungsi di GOR Inkarnas. Diperkirakan jumlah pengungsi akan meningkat jika hujan terus turun dan Andir kembali banjir.
"Sampai sore ini masih hanya barang-barang warga Andir yang disimpan di pengungsian. Mereka mungkin tinggal mengungsi malam harinya untuk tidur. Kami sudah siaga di Baleendah," katanya.
Para pengungsi dari Cieunteung, katanya, sudah banyak yang terserang flu dan gatal-gatal. Sebagian pengungsi pun mengalami kelelahan dan tekanan darah tinggi akibat kurang tidur.
"Kami sudah memberikan sejumlah obat, masih dibeli dari apotek, belum dari puskesmas. Apotek pun ada yang menyumbang obat-obatan. Kalau makanan dan air bersih masih terpenuhi," kata Ayu. (Tribun Jabar/Sam)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.