Aksi Demo Blok Masela Pemuda Minta Maluku Miliki Hak 50 Persen
Mahasiswa bahkan meminta jatah lebih dari pengelolaan blok Masela
Penulis: Johnson Simanjuntak
Sementara itu, akademisi Maluku, Dr. Bram Tulalessy yang juga ikut dalam aksi demo tersebut mengatakan, eksploitasi tambang migas Blok Masela harus mensejahterakan rakyat Maluku lewat kebijakan yang pro terhadap rakyat dan bukannya investor asing.
"Hal penting yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah pengelolaan blok Masela dilaksanakan secara Onshore, dengan sistem pipanisasi sehingga dapat memberikan multi efek plus bagi rakyat Maluku," ungkap Tulalessy.
Ia juga menjelaskan, selama ini Pemerintah Provinsi Maluku hanya mendapat penjelasan, bahwa pembangunan offshore, lebih murah dibandingkan dengan Onshore.
Penjelasan yang disampaikan ini, kata dia, harus diimbangi oleh pemerintah Maluku, dengan membentuk tim guna mengkaji dan menghitung validasi manfaaat ekonomis yang bisa didapat oleh masyarakat Maluku.
Hal ini harus segera dilakukan, agar perjuangan Maluku dilandasi dengan data yang akurat.
Apabila dalam perhitungan tersebut ternyata onshore selisih keuntungannya lebih besar dari offshore, maka seluruh masyarakat Maluku harus bersatu mendorong Presiden untuk memutuskan pengelolaan Blok Masela di darat.
Tulalesy mengusulkan, agar Gubernur Maluku dapat menggunakan beberapa akademisi untuk menghitung keuntungan secara ekonomis yang didapat masyarakat Maluku, khususnya yang berada diwilayah Maluku Barat Daya (MBD) maupun Maluku tenggara Barat (MTB).
“Saya pikir Gubernur Maluku harus secepatnya membentuk tim untuk menghitung nilai ekonomis yang didapat masyarakat, apabila pengelolaan di darat.
Hasil kajian ini akan mengimbangi kajian yang dilakukan oleh pihak konsultan independent,”tegasnya.
Sedangkan akademisi dan tokoh masyarakat Maluku Barat Daya , Prof.M.K.J Norimarna, MSc. PhD di tempat terpisah mengatakan, Gubernur Maluku, Said Assagaff seharusnya memposisikan diri berada bersama-sama dalam barisan rakyat, untuk memperjuangkan kesejahteraan bagi Maluku.
“Gubernur harus berada bersama masyarakat, karena dipilih oleh rakyat,” ucapnya.
Menurutnya sejak awal, seharusnya Pemprov Maluku sudah harus mempersiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi proyek besar ini.
Jangan sampai anak Maluku hanya menempati posisi sebagai satpam.
Kerjasama dapat dilakukan oleh Pemprov Maluku dengan beberapa pihak, untuk melatih dan menyiapkan tenaga kerja yang handal. Namun hal itu, kata dia, ternyata belum juga dilakukan.
Guru Besar ini juga sependapat pengelolaan Blok Masela menggunakan sistem onshore, karena berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Maluku dan kawasan bagian Timur, meskipun diputuskan oleh Presiden.
Dia juga yakin, Jokowi tidak akan mengabaikan aspirasi masyarakat Maluku, yang saat ini menempati posisi termiskin ke-4 di Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.