Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ongkos Pembangunan Jalan Layang Samarinda Membengkak Gara-gara Ini

Anggaran pembangunan jalan layang Air Hitam, Samarinda, Kalimantan Timur, membengkak dari semula Rp 116,5 miliar menjadi Rp 126,5 miliar.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Ongkos Pembangunan Jalan Layang Samarinda Membengkak Gara-gara Ini
Tribun Kaltim/Doan Pardede
Anggota Komisi III DPRD Samarinda meninjau pembangunan jembatan layang di simpang Jalan Juanda-Jalan AW Syahranie, Samarinda, Selasa (12/1/2016).(TRIBUNKALTIM/DOAN PARDEDE) 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Anggaran pembangunan jalan layang Air Hitam, Samarinda, Kalimantan Timur, membengkak dari semula Rp 116,5 miliar menjadi Rp 126,5 miliar.

Hal itu terungkap saat Komisi III DPRD Samarinda beserta sejumlah instansi terkait meninjau lokasi pembangunan pada Selasa (12/1/2015).

Pengganti bentang yang dulu ambruk juga sudah tiba di lokasi dan jalan layang di simpang Jalan Juanda-Jalan AW Syahranie ini ditargetkan selesai pada April 2016.

Kontraktor mengatakan biaya membengkak karena faktor pekerjaan struktur, saluran, dan perkuatan tanah dasar.

Juga ada lahan yang belum bebas di sisi Jalan Juanda, sehingga pelaksanaan penimbunan jalan pendekat abutment dua tertunda. Beberapa ulititas di antaranya milik PDAM dan PLN belum dipindahkan.

Dalam tinjauan, sempat terjadi perdebatan seputar pertambahan anggaran ini. Pasalnya, anggota Komisi III menyebut bahwa penambahan anggaran tersebut terkesan "ujug-ujug" dan tanpa kordinasi.

Berita Rekomendasi

Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Adhigustiawarman, mengatakan penambahan anggaran belum pernah sama sekali dibahas di Komisi III atau badan anggaran (banggar), tapi tiba-tiba sudah tertuang dalam adendum kontrak ketiga.

Perlu diketahui, kata dia, jika memang ada penambahan anggaran maka harus melalui proses lelang. "Jangan seenaknya begitu menambah anggaran," kritik Adhigustiawarman.

Adhi menegaskan, jika penambahan anggaran ini berkaitan dengan patahnya bentang ketika diangkat beberapa waktu lalu, Komisi III tidak akan menyetujui.

Masalah bentang patah, kata dia, menjadi tanggungjawab penuh kontraktor. "Jangan sampai untuk mengganti bentang yang kemarin patah," kata dia.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas