Kapolres Melawi Imbau Masyarakat Waspadai Nama Baru Gafatar
Masyarakat Melawi diminta tetap waspada terhadap warga pendatang yang disinyalir sebagai anggota Gafatar, apalagi organisasi ini sering berganti nama.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Pontianak, Ali Anshori
TRIBUNNEWS.COM, MELAWI - Masyarakat Melawi diminta tetap waspada terhadap warga pendatang yang disinyalir sebagai anggota Gafatar, apalagi organisasi ini sering berganti nama.
Kapolres Melawi, AKBP Cornelis MS mengatakan, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai setiap organisasi baru yang memiliki ajaran menyimpang.
“Seperti yang disampaikan pak Kapolda beberapa waktu lalu, sekarang ini Gafatar sudah bubar, namun mereka mengganti nama baru menjadi NKSA, namun gerakannya tetap sama dengan Gafatar, maka yang perlu diwaspadai ini adalah pergantian namanya,” kata kapolres.
Kata kapolres, saat ini kepolisian akan berusaha menggandeng pemerintah, khususnya dinas kependudukan dan catatan sipil, serta dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi, untuk mengantisipasi pendatang dari luar.
Apakah kedatangan mereka ini resmi dan terdaftar atau tindak. Dan bagaimana kebijakan pemerintah dalam menyikapinya.
“Sebab mereka inikan sama-sama warga negara Indonesia, mereka juga mempunyai hak yang sama dengan warga negara lainnya, seandainya mereka ini kedatangannya tidak resmi apa tindakan pemerintah, kan tidak mungkin polisi yang mengusir,” tandasnya.
Kapolres menjelaskan, sampai sejauh ini pihaknya belum mengidentifikasi adanya gafatar di Kabupaten Melawi.
Namun demikian pihaknya juga sedang melakukan penyelidikan terhadap warga pendatang yang ada di desa Pelempai Jaya kecamatan Ella Hilir, karena gerakannya hampir sama dengan gafatar.
“Mereka di sana bertani dan membeli lahan dari warga setempat, bahkan sebelum pemberitaan ini meledak ke media, mereka juga sudah tertutup dengan kepolisian apalagi setelah ada pemberitaan,” tandasnya.
Sebelumnya, kabag ops polres Melawi, kompol Alfan mengatakan, pihaknya sudah menurunkan tim ke lapangan untuk menyelidiki, bagaimana aktifitas masyarakat pendatang di Pelempai Jaya, apakah ada menyebarkan ajaran-ajaran atau pengaruh negatif kepada setempat.
Alfan mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapat informasi lebih lanjut berkenaan dengan aktifitas masyarakat di Pelempai Jaya. Karena tim yang diturunkan belum memberikan konfirmasi lebih lanjut.
“Mereka inikan datang bertahap, memang ada beberapa orang yang ada di sana, katanya di sana disediakan mes mereka disuruh bertani dalam rangka mendukung program ketahanan pangan,” tandasnya.
Alfan mengungkapkan, satu hari sebelum pilkada serentak 9 Desember 2015 lalu kepolisian juga sempat mengamankan satu rombongan yang hendak menuju ke daerah tersebut. Karena pada saat itu polisi curiga mereka merupakan massa yang sengaja dikerahkan untuk mencoblos salah satu pasangan calon.
“Awalnya mereka kita amankan karena untuk menghindari pengerahan massa karena bertepatan dengan pilkada, namun mereka mengaku hanya akan bertani di sana. Namun beberapa warga yang sempat kita amankan itu sudah kita kembalikan lagi ke Jakarta,” katanya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.