Kawasan Jalin Jantho, Markas Latihan Militer Teroris Thamrin Kini Jadi Destinasi Paling Diburu
Sejak insiden teror di depan Sarinah di Jalan MH Thamrin Jakarta, Kamis (14/1/2016) lalu, nama Aceh terus disebut-sebut di sejumlah media.
Penulis: Subur Dani
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Subur Dani
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Sejak insiden teror di depan Sarinah di Jalan MH Thamrin Jakarta, Kamis (14/1/2016) lalu, nama Aceh terus disebut-sebut di sejumlah media.
Ya, Aceh disebut-sebut setelah Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menegaskan bahwa salah satu terduga pelaku teror Sarinah, pernah ditempa di Aceh.
Adalah Afif alias Sunakim, pria yang mengenakan topi dan menembak secara brutal saat insiden pagi Kamis pekan lalu.
Ia diklaim pernah menjalani latihan militer di kamp teroris di pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, 2010 silam.
Pernyataan itu pun dibenarkan oleh pihak Polda Aceh, pria yang pernah ber-KTP Dusun Duren, Kampung Duren, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang itu masuk dalam gelombang empat saat menjalani uji ketangkasan di Aceh kala itu.
Informasi yang dihimpun Serambi (Tribunnews.com Network), keterlibatan Afif dalam jaringan terorisme tercatat pada 1 Maret 2010.
Ia adalah salah satu pentolan yang ditangkap di luar Aceh, setelah terlibat latihan di Jalin Jantho, lima tahun silam.
Di pegunungan Jalin, Afif bersama rekan-rekannya dilatih menembak, cara bertahan dan cara menyerbu musuh.
Afif juga diajari cara merakit bom dengan instruktur handal seperti Enceng Kurnia alias Arham yang akhirnya tewas saat baku tembak dengan polisi di Kawasan Leupueng, Aceh Besar, Selasa 12 Maret 2010.
Lantas, di mana sebenarnya bukit Jalin Jantho tersebut?
Mungkin sebagian beranggapan pegunungan Jalin adalah tempat yang mengerikan, karena pernah dijadikan kamp latihan orang-orang yang paling diburu tim Densus itu.
Mungkin pegunungan Jalin Jantho disamakan dengan Gunung Biru Sulawesi Tengah, yang selama ini menjadi tempat persembunyian kelompok Santoso, kelompok yang juga diklaim teroris di Indonesia.
Dugaan itu tentu saja tidak benar. Meski pernah jadi tempat latihan teroris, namun pegunungan Jalin menyimpan keindahan yang tiada tara.
Saat ini, kawasan perbukitan Jalin Jantho Aceh Besar menjadi destinasi wisata paling diburu masyarakat tiap akhir pekan.
Pegunungan Jalin Jantho menyimpan keindahan perbukitan yang teramat sangat.
Bukit hijau yang kekuning-kuningan, dibelah aliran sungai yang bergemericik di bawahnya, memantik minat pengunjung untuk datang ke sana.
Pesona hamparan padang rumput hijau tentu saja memanjakan mata setiap pengunjungnya. Bak permadani raksasa, lokasi ini pun sering dijadikan sebagai lokasi foto prewedding bagi calon pengantin.
Beberapa lokasi di sana, jadi tempat yang paling diburu oleh para pecinta alam. Mengapa? Karena ada beberapa bukit terjal yang harus didaki dan sangat menguji adrenalin para hicking.
Air sungai yang jernih, mengalir pelan dengan pemandangan bukit di belakang, bak lukisan alam yang begitu indah.
Lokasinya tak berada jauh dari Ibu Kota Kabupaten Aceh Besar, Jantho. Dari Banda Aceh--ibu kota provinsi--memakan waktu satu hingga dua jam jika berkunjung ke sana.
Setiba di Kota Jantho, Aceh Besar, langsung menyusuri jalan lurus ke arah Kantor Bupati Aceh Besar. Ada pamflet bertuliskan ‘bukit Jalin’, dan tanda panah yang akan menuntun pengunjung ke sana.
Sebelum tiba di kawasan perbukitan, pengunjung terlebih dulu harus melewati perkampungan penduduk. Tiba di jalan yang berbatu, pertanda bukit Jalin yang sempat menjadi kamp latihan para pelaku teror itu sudah dekat.
Saban pekan, lokasi ini dikunjungi warga. Karena keindahannya, pengunjung amnesia bahwa Jalin pernah jadi lokasi latihan teroris.
Tak ada lagi aktivitas teroris di sana, tak ada lagi suara letusan senjata. Yang ada hanya sejuta keindahan, yang ada hanya pemandangan alam yang memanjakan mata.
Kasat Reskrim Polres Aceh Besar, AKP Machfud kepada Serambi, Senin (18/1/2015)mengatakan, saat ini tidak ada ancaman apa-apa lagi di lokasi pegununagn Jalin Jantho, Aceh Besar.
"Itu dulu, setelah berhasil kita ungkap pada 2010, lokasi itu sudah aman, tidak ada lagi mereka di sana. Sekarang, bukit Jalin ini sudah jadi lokasi wisata bagi masyarakat," kata Machfud.
Ditanya di mana lokasi pasti yang dijadikan kamp latihan para teroris saat itu, Machfud mengatakan lokasinya tak mudah dijangkau oleh masyarakat.
"Butuh waktu dua hingga tiga jam, bahkan lebih untuk menuju ke lokasi itu," sebutnya.
Namun, Machfud mengimbau masyarakat untuk tetap hati-hati jika ingin berkunjung ke sana.
"Di situ sudah ada masyarakat sekarang, kemudian banyak yang wisata ke sana. Tapi kita imbau tetap hati-hati," kata Machfud.