Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Akhirnya Lega Sugito Bukan Teroris

Keluarga almarhum Sugito mengaku tenang mendengar status Sugito yang telah dirilis Polri sebagai korban.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Keluarga Akhirnya Lega Sugito Bukan Teroris
Tribun Jabar/Mega Nugraha
DISAMBUT SALAWAT - Warga Panorama Indah, Kabupaten Karawang, Minggu (17/1/2016), melantunkan salawat, doa, dan takbir, saat menyambut peti jenazah Sugito (43), korban teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1/2016). 

"Saat bom pertama meledak di kawasan Sarinah, kemungkinan besar Sugito kaget dan mencari tempat perlindungan ke pos polisi, namun ternyata pos polisi juga jadi target serangan bom.

Di lokasi kejadian, polisi menemukan tas Sugito yang berisi surat-surat yang harus diantar," ujar Ily yang mendapat keterangan itu dari Polda Metro Jaya.

Hal senada dikatakan tokoh masyarakat perumahan tersebut, Nasarudin (48). Sebagai tetangga, ia mengaku tenang dengan adanya kepastian status Sugito.

"Ya tenang dengan ada kepastian status Pak Sugito. Warga sini juga merasa simpatik setelah ada kepastian itu," ujar dia.

Rumah Nasarudin tepat berada di sebelah rumah Sugito. Nasarudin mengaku mengenal dekat Sugito.

"Pak Sugito orang baik, orangnya rajin. Dia asli warga sini," ujar Nasarudin.

 Sementara putra kedua almarhum Sugito, Langgeng Prayogi (17) tampak tegar melihat kedatangan jenazah sang ayah, Sugito di rumah duka, Perum Panorama Indah Blok E 2 Desa Purwasari Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang.

Berita Rekomendasi

Sejak mendengar kabar teror Sarinah, keluarganya langsung pergi ke Jakarta, memastikan kondisi Sugito.

Sedari awal, Langgeng meyakini bapaknya bukan teroris, meskipun sempat beredar kabar bapaknya disebut polisi sebagai pelaku.

"Kalau bapak saya teroris, sejak awal Densus 88 pasti gerebek," ujar Langgeng ditemui di sela pemakaman bapaknya, Minggu (17/1/2016).

Sejak setelah kejadian, ia berada di RS Polri Kramat Jati. Hingga jenazahnya dibawa ke rumah duka, kata Langgeng, ia belum melihat wajah bapaknya itu.

"Saya enggak berani, enggak sanggup sama sekali," ujar dia.

Sugito bekerja di sebuah perusahaan jasa pengiriman, PT Fajar Indah Cakra Cemerlang (FICC) yang berada di Jalan Petojo Enclek yang berada tidak lebih dari 10 km dari lokasi bom Sarinah.

Setiap hari, kata dia, Sugito berangkat pulang pergi Karawang-Jakarta menggunakan kereta api.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas