Kenang Tenggelam KMP Gurita, Gelar Doa Bersama di Tengah Laut
KMP Gurita tenggelam antara 5-6 mil dari Perairan Teluk Balohan, Sabang, Aceh, Jumat 19 Januari 1996.
Penulis: Subur Dani
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Subur Dani
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Awak kapal beserta seluruh penumpang Kapal Motor Penyeberangan (KMP) BRR Banda Aceh - Sabang, menggelar doa bersama di tengah laut kawasan perairan Sabang, Aceh, Selasa (19/1/2016) pagi.
Doa bersama tersebut untuk mengenang 20 tahun tragedi tenggelamnya KMP Gurita di perairan sabang pada Jumat 19 Januari 1996.
Doa bersama dilakukan di titik yang diprediksi lokasi tenggelamnya kapal Gurita tersebut.
Kapten KPM BRR Muhammad Noer, kepada Serambinews.com, Selasa (19/1/2016) mengatakan, doa bersama dilakukan sekitar pukul 08.40 WIB hari ini, saat KMP BRR dalam perjalanan dari Balohan Sabang menuju Ulee Lheu, Banda Aceh.
"Doa bersamanya kita laksanakan di dalam kapal, semua awak kapal dan penumpang ikut. Alhamdulillah berjalan lancar," kata M Noer.
Sebelum doa bersama yang dipimpin Tgk Ibrahim, Imam Menasah Jurong Ulee Krueng, Gampong Balohan, Kecamatan Suka Jaya, Sabang, kapal KMP BRR lebih dulu mengelilingi lokasi karamnya KMP Gurita 20 tahun silam.
“Kita mengelilingi itu sebagai tanda saja, dua kali kita keliling di lokasi itu tadi. Tak ada tabur bunga, hanya doa bersama yang kita lakukan," kata Kapten KMP BRR M Noer.
KMP Gurita tenggelam antara 5-6 mil dari Perairan Teluk Balohan, Sabang, Aceh, Jumat 19 Januari 1996.
Kapal ini merupakan alat transportasi utama yang menghubungkan Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar dan Pelabuhan Balohan, Sabang.
Jumat itu, KMP Gurita berangkat dari Pelabuhan Malahayati pukul 18.45 WIB menuju Kota Sabang.
KMP Gurita yang berkapasitas 210 penumpang, ternyata disesaki hingga 378 orang masing-masing 282 orang warga Sabang, 200-an warga luar Sabang, dan 16 warga negara asing.
Kapal ini juga mengangkat barang-barang seperti semen, bahan bakar, tiang listrik beton, kendaraan roda dua dan empat yang keseluruhannya mencapai 50 ton.
Karamnya KMP Gurita terjadi tiga hari sebelum pelaksanaan ibadah puasa atau tepatnya menjelang hari meugang (tradisi Aceh menyambut Ramadan).
Menurut sejarah, 40 orang dinyatakan selamat kecelakaan laut itu dan 54 orang ditemukan meninggal.
Sementara sebanyak 284 orang dinyatakan hilang bersama dengan KMP Gurita yang tidak berhasil di angkat dari dasar laut hingga saat ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.