Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sang Istri Pilih Sibuk Urus Pengajian Almarhum Rais Karna, Korban Bom Teroris

Kondisi Laili Herlina (35) masih lemah selepas meninggalnya sang suami, Rais Karna (37), korban tewas di tangan pelaku teror.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Sang Istri Pilih Sibuk Urus Pengajian Almarhum Rais Karna, Korban Bom Teroris
Tribun Bogor/Damanhuri
Korban meninggal dunia trgedi teror Bom di kawasan Sarinah Jakarta Pusat kembali bertambah menjadi delapan orang, Kamis (14/1/2016). Dari kedelapan orang tersebut, salah satunya yaitu Rais Karna (37) warga Kampung Plered RT 3/12 Desa Pabuaran, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Foto Rais Karna, semasa hidup dan karangan bunga dukacita dari Kapolda Metro Jaya,Irjen Pol. M Tito Karnanan terlihat disekitar rumah korban. TribunnewsBogor.com/Damanhuri 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri

TRIBUNNEWS.COM, BOJONGGEDE - Laili Herlina (35) belum masuk kerja lantaran kondisinya masih lemah selepas meninggalnya sang suami, Rais Karna (37), korban tewas oleh pelaku teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2016).

Kondisi mental Laili masih lemah sehingga belum bisa beraktivitas seperti biasa. "Masih sibuk ngurusin pengajian di rumah," ujar Rahmat (32), adik korban, kepada TribunnewsBogor.com di Kantor Desa Pabuaran, Senin (18/1/2016).

Ia membantah kabar istri dan anak-anak alamarhum diusir dari kontrakannya.

"Enggak benar dan masih tinggal di dekat rumah kami. Dari dulu sebelum kejadian memang suka ada saja masalah. Tapi, tidak mungkin harus keluar," terang dia.

Menurut Rahmat, semua permasalahan di sekitar rumah kontrakan kakaknya saat ini sudah selesai termasuk dengan pemilik kontrakan.

"Sudah di selesaikan semuanya. Saat ini sudah kembali normal," kata dia.

Berita Rekomendasi

Rais sempat koma dan dirawat tiga hari di Rumah Sakit Abdi Waluyo sampai kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.

Kematian Rais membuat bingung keluarga karena masa depan kedua anak almarhum, terutama pendidikannya, belum diketahui akan menjadi tanggung jawab siapa.

Rahmat mengaku biaya perawatan kakak kandungnya selama menjalani perawatan di rumah sakit telah ditanggung oleh pemerintah. "Santunan sampai saat ini belum kami terima," beber Rahmat.

Dia berharap pemerintah bertanggungjawab atas tragedi yang menimpa kakak kandungnya itu.

"Yang terpenting itu biaya pendidikan untuk kedua anaknya yang masih kecil-kecil. Semoga ajah ada bantuan dari perusahaan maupun pemerintah," kata Rahmat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas