Kisah ABK Penyelundup Pakaian Bekas Asal Malaysia Tujuan Sumut
Suwarno mendapat upah Rp 1,5 juta sekali jalan menyelundupkan pakaian bekas asal Malaysia ke Sumatera Utara melalui Tanjungbalai.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Liston Damanik
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGBALAI - Suwarno (45) menekuk kepala, menyembunyikan wajahnya yang memucat, disinggung soal adu tembak antara preman dengan anggota TNI AL di perairan Panton Bagan, Tanjungbalai, Sumatera Utara, Jumat (22/1) pagi.
Suwarno merupakan satu dari lima ABK yang ditangkap dalam operasi penyergapan personel TNI AL terhadap kapal motor kayu bermuatan pakaian bekas asal Malaysia yang akan diselundupkan ke Sumut.
Ia ditahan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Lantamal 1 Belawan.
Suwarno mengaku terpaksa menyelundupkan pakaian bekas, tapi ini bukan yang pertama, begitu kata pria yang pernah menjadi penarik becak itu.
"Dulu aku bekerja dengan Pak Abi Besok. Kemudian menarik becak. Dengan Pak Haji Iqbal ini belum lama. Ditawari jadi ABK, bawa Monza. Karena upahnya lumayan aku mau. Apalagi sekarang narik becak sepi penumpang," kata Suwarno kepada Tribun Medan di Lantamal 1 Belawan pada Sabtu (23/1/2016).
Sekali menjemput Monza (akronim "Mongonsidi Plaza", sebutan khas di Sumut untuk pakaian bekas) di Malaysia, dan membawanya ke Tanjungbalai, Suwarno mendapatkan bayaran Rp 1,5 juta.
"Zaman sekarang segitu lumayan sekali, Pak. Sekali trip Rp 1,5 juta. Kalau bisa beberapa kali trip lebih lumayan," beber dia.
Suwarno dan rekan-rekannya mula-mula berangkat dari Pelabuhan Tanjungbalai dan sesampainya di perairan Malaysia, ada kapal yang menyambut dan semua pemindahan pakaian bekas dari satu kapal ke kapal yang diawaki Suwarno berlangsung di tengah laut.
"Waktu mau berangkat sama kita sudah disampaikan kapal mana yang akan menyambut. Sudah ada kontak-kontakan sebelumnya. Jadi pas sudah bertemu, langsung dipindahkan. Prosesnya cepat," ungkap Suwarno.
"Kami lakukan pas masih pagi, masih gelap. Sekitar waktu Subuh, jam empat atau paling lama setengah lima, dan tanpa penerangan. Kalau ada penerangan, kemungkinan ketahuan sama patroli lebih besar," cerita dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.