Salah Bawa Baju Laundry, Siswa Don Bosco Tomohon Dikeroyok Senior
Saat itu korban hendak tidur kemudian datang segerombolan kakak kelasnya kemudian memukulinya.
Penulis: Ferdinand Ranti
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Manado, Ferdinand Ranti
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Sistem Senioritas seakan masih terjadi di kalangan dunia pendidikan. Setidaknya itu yang tampak di asrama putra Don Bosco Tomohon.
Hanya karena salah membawa baju laundry, Miracle Takalamingang (13) warga Desa Matungkas jaga X kecamatan Dimembe dikeroyok kakak kelasnya.
"Saya kelas 8, yang keroyok kakak kelas 9. Hanya karena baju bola, sebenarnya dari laundry, tante salah kasih baju itu. Saat saya kembalikan baju itu ternyata sudah hilang. Mereka (kakak kelas) mengatakan saya menuduh mereka, saya tidak menuduh," Jelas Miracle di dampingi orang tuanya, Senin (30/1/2016).
Saat itu korban hendak tidur kemudian datang segerombolan kakak kelasnya kemudian memukulinya.
"Waktu kejadian bertepatan lampu padam, Yang saya lihat jelas SS dan N kakak kelas 9. Mereka tempeleng memukul saya di muka, mulut dan seluruh tubuh saya ditendang. Mereka sekitar 10 orang mengeroyok saya," kata Miracle sembari menunjukkan bekas pengeroyokan yang dialaminya.
"Pernah ada kekerasan di dalam sekolah (asrama). Tapi kami takut kalau bilang ke orang tua atau kepala asrama," tambah Miracle.
Kepala asrama, Frater Andreas ketika dikonfirmasi mengatakan tidak mengetahui kejadian tersebut.
"Saya tidak tahu, saya tidak tahu," ujar Andreas kemudian menutup telepon.
Sementara Steven Takalamingang orang tua kandung sangat menyayangkan adanya kejadian kekerasan (pengeroyokan) terhadap anaknya.
"Yang pasti kecewa kenapa bisa terjadi di lingkungan asrama. Kita lihat proses hukum, sejak laporan belum terlihat apa-apa. Saya ambil jalur hukum, dari polres belum ada respon balik belum ada tindaklanjuti." Sesalnya.
"Dirumah dia mendapat didikan yang baik serta dirawat baik-baik. Ini malah mendapat kekerasan di asramanya," ujar Steven.
Pada saat kejadian. Steven langsung menjemput anaknya.
"Saat kejadian anak saya langsung minta pulang. Hari itu juga saya langsung ke sekolah menjemput anak saya. Coba kalau terjadi apa-apa, apalagi ini anak satu-satunya. Saya mau pihak sekolah bertanggungjawab." Katanya.
Kasubag Humas Ipda johny Kreysen ketika dikonfirmasi mengatakan kasus kekerasan ini akan di proses. "Kita sudah terima laporannya. Nantinya kepala asrama akan diperiksa begitu juga pelaku-pelakunya. Kita akan proses." Kata Kreysen. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.