Gejala Virus Zika Hampir Mirip dengan Demam Berdarah
Gejala virus Zika hampir mirip demam berdarah pada umumnya, yakni demam, nyeri otot, tulang dan persendian serta bintik merah pada tubuh.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Dewa Made Satya Parama
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Virus Zika dipastikan telah ditemukan di Indonesia pada 2015 dan tersebar melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, gejala virus Zika hampir mirip demam berdarah pada umumnya, yakni demam, nyeri otot, tulang dan persendian serta bintik merah pada tubuh.
Namun, pembeda utamanya adaldah seseorang yang terjangkit virus zika akan mengalami konjungtivitis atau peradangan selaput mata bagian depan yang menyebabkan mata kemerahan.
Ia menambahkan, virus zika sangat berbahaya jika diderita ibu hamil, karena akan berdampak pada anak yang dikandungnya.
“Ibu hamil yang terkena virus zika kemungkinan akan melahirkan bayi yang mengalami microsefali atau penyusutan kepala,” terang dia saat ditemui Tribun Bali tak lama ini.
Ingat 3M Plus dan Foging
Ia mengimbau masyarakat untuk selalu melakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) Plus karena di Bali sendiri nyamuk aedes cukup banyak, selain itu foging juga mampu memutus rantai nyamuk dewasa.
“Foging efektif mampu memutus rantai nyamuk dewasa, namun jentik nyamuk masih belum bisa. Sehingga masyarakat juga perlu memberantas dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” ucapnya.
Ia menambahkan, khusus pemberantasan jentik nyamuk dapat dilakukan dengan cara menguras bak mandi.
Persiapan Olimpiade
Komite Olimpiade Internasional (IOC) akan mengeluarkan pedoman pencegahan penyakit akibat virus Zika bagi atlet yang akan tampil pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, pada 5 sampai 21 Agustus.
Presiden IOC Thomas Bach, Kamis (28/1), mengatakan pihaknya telah bekerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia, pemerintah, dan Komite Olimpiade Brasil.
”Kami berupaya memastikan keamanan dan keselamatan atlet ataupun penonton dari ancaman virus Zika selama penyelenggaraan Olimpiade,” kata Bach.
Mewabahnya virus Zika menjadi pekerjaan rumah serius yang harus diselesaikan Brasil karena baru pertama kali menjadi tuan rumah Olimpiade.
Pada pekan olahraga antarnegara sedunia ini diperkirakan hadir sekitar 10.000 atlet dan meski suhu udara cenderung sejuk saat Olimpiade yang bisa mengurangi nyamuk, antisipasi tetap disiapkan.
Pertemuan membahas hal itu digelar IOC dan Komite Olimpiade Brasil di kantor pusat IOC di Lausanne, Swiss, 1-2 Februari nanti. Tempat pertandingan dan wisma atlet akan diinspeksi.
Sejumlah negara mengeluarkan peringatan kepada para atletnya, misalnya, Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko, mengungkapkan atletnya rentan terkena virus Zika karena latihan berat mengurangi daya tahan tubuh.
”Kami akan berupaya keras melindungi kesehatan atlet,” ujar Mutko.
Di Australia, para atlet diingatkan agar mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk selama di Brasil.
Mereka juga diminta tidak membuka jendela dan lebih disarankan menyalakan penyejuk udara.
Juru bicara Asosiasi Olimpiade Inggris menyatakan tim medis mereka bekerja sama dengan spesialis di London School of Tropical Medicine untuk memastikan anggota tim diberi informasi terbaru tentang obat dan strategi pencegahan.
Pihak WHO mengatakan, virus itu menyebar cepat dan bisa menginfeksi sampai 4 juta orang di Benua Amerika.
Untuk itu, negara-negara tropis Asia Tenggara pun bersiap menghadapi virus Zika. Malaysia mengingatkan, wabah itu bisa menyebar cepat.
Di Thailand dilaporkan ada satu kasus Zika tahun ini, kemungkinan penyebarannya rendah. Itu karena akses lebih baik pada layanan kesehatan dan Thailand berurusan dengan daerah lebih kecil.
”Thailand adalah negara ukuran sedang dengan sistem kesehatan masyarakat yang baik dan fasilitas medis mudah diakses,” kata Amnuay Gajeena, Direktur Jenderal Pengawasan Penyakit kepada Reuters.
Menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand, negara itu mendeteksi kasus pertama Zika pada 2012 dan mencatat lima kasus setahun.
Kriengsal Limkittikul, Asisten Guru Besar Kedokteran Tropis Universitas Mahidol, Bangkok, mengatakan tak cukup informasi tentang Zika, tetapi hanya soal waktu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.