Terjerat Mimpi yang Indah #Lelap, Status Terakhir BBM Ilham Sebelum Tewas
Thamrin (60), orangtua Ilham tampak tabah dan tegar setelah mengantarkan jenazah anak bungsunya ke TPU Soak Simpur.
Editor: Dewi Agustina
"ADIKKU tidur lelap selamanya, lihat status terakhir BBM (BlackBerry Messenger) adik yang mau tidur indah selamanya," ujar Gustita, kakak perempuan almarhum Ilham Akbar (18), ketika ditemui di rumah duka Jalan Aman Komplek Kencana Hati RT 38 RW 11 Kelurahan Srijaya Kecamatan Alang-Alang Lebar Palembang, Rabu (3/2/2016).
Sembari berulang kali mengusap airmatanya menggunakan ujung jilbabnya, Gustita memperlihatkan ponsel Ilham dan membuka status BBM Ilham yang bertuliskan "Terjerat Mimpi Yang Indah #lelap".
"Adik mau tidur indah dan lelap," ujar Gustita yang tampak sedih dan terus berulang meneteskan airmatanya.
Sementara Thamrin (60), orangtua Ilham tampak tabah dan tegar setelah mengantarkan jenazah anak bungsunya ke TPU Soak Simpur.
Begitu juga Titin Hartati (55), ibunda Ilham berada yang berada di dalam rumah tampak tabah.
"Memang dalam seminggu terakhir ini saya ada firasat, namun saya tidak tahu apa yang terjadi. Kedua mata saya dalam seminggu terakhir ini sering berkedut. Saya bertemu Ilham ketika ia mau izin naik gunung. Memang sejak kuliah, Ilham sering ada kegiatan di kampusnya dan setiap ada kegiatan selalu minta izin. Saya hanya berkomunikasi lewat telepon dengan Ilham, karena saya kerja di Kecamatan Lawang Letan Muba sebagai guru SD. Ilham anak bungsu kami dari tiga bersaudara," ujar Thamrin.
Baca: Mahasiswa Mapala UIGM Tewas Tersengat Listrik
Semasa hidupnya, Thamrin mengatakan, anak bungsunya ini tidak begitu banyak ulah.
Setelah lulus dari SMA, Ilham sendiri menentukan pilihannya untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.
Bahkan sejak masuk kuliah, Ilham sangat bergairah atau semangat sekali untuk kuliah.
"Cita-cita Ilham itu mau jadi camat, maka itu Ilham kuliahnya ambil Fakultas Ilmu Pemerintahan di IGM. Sejak dari sekolah hingga kuliah, Ilham orangnya memang suka berkegiatan. Bahkan kalau setiap kali jalan, saya selalu cek kendaraan bermotornya sebelum jalan," ujar Thamrin.
Mengenai langkah atau upaya yang dilakukan atas musibah yang menimpa keluarganya yang merenggut nyawa Ilham, Thamrin mengatakan, sementara ini keluarga masih bermusyawarah.
Terlalu cepat jika membicarakan upaya yang akan dilakukan. Pastinya keluarga sudah iklas atas kepergian Ilham untuk selamanya.
"Dosen dan asisten dosen dari IGM sudah datang ke rumah untuk membicarakan permasalahan ini secara kekeluargaan. Tapi saya belum bisa memutuskan untuk proses selanjutnya. Kami dari keluarga masih musyawarah dulu," ujarnya.
Sementara rekan-rekan kampus almarhum Ilham sangat kehilangan dengan sosok teman yang dikenal periang dan suka menolong.
Terutama bagi rekan-rekan sesama Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) yang baru terhitung empat hari turun dari Gunung Dempo.
"Kami berhasil sampai puncak Gunung Dempo. Sewaktu di puncak, Ilham merasa senang sekali dan sempat berfoto di kawah gunung. Kalau di mapala setiap anggota memiliki nama gunung, nama gunung Ilham yakni Cole. Kami sama-sama anak mapala sangat kehilangan sekali dengan kepergian Ilham," ujar Arif, Ketua Mapala Dolpihn UIGM, rekan tempat almarhum Ilham saat mendaki Gunung Dempo.