Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pedagang Burung Pipit Mulai Ramai Jelang Malam Imlek di Kota Jambi

Habis sembahyang di hari Imlek, warga memiliki tradisi melepas burung pipit, konon untuk membuang sial dan mohon ampun.

Penulis: Dedi Nurdin
Editor: Y Gustaman
Tribun Jambi/Dedi Nurdin
Sejumlah pedagang burung pipit mulai ramai berjualan di depan Vihara Sakyakirti, Kota Jambi, Minggu (7/2/2016). Ribuan burung pipit ini akan dilepas pada tradisi Fang Shen di hari Imlek.
Tribun Jambi/Dedi Nurdin
Bocah perempuan senang melihat ribuan burung pipit milik pedagang di depan Vihara Sakyakirti, Kota Jambi, Minggu (7/2/2016).

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Jelang perayaan malam Imlek, sejumlah pedagang burung mulai ramai berdatangan ke vihara dan klenteng di kota jambi.

Pemandangan tersebut terlihat di halaman Vihara Sakyakirti, Minggu (7/2/2016). Di sana terdapat ribuan burung pipit dijual sejumlah pedagang musiman.

Een, seorang pedagang burung pipit yang ditemui di halaman Vihara Sakyakirti, sengaja datang dari Kota Palembang hanya untuk berjualan burung.

Biasanya pembeli baru ramai pada hari perayaan imlek. Untuk perayaan Imlek kali ini, Een bersama tiga orang temannya membawa sekitar enam ribu ekor burung.

"Biasanya baru ramai pas hari Imlek, habis sembahyang barulah tradisi melepas burung, istilahnya buang sial dan mohon ampun. Tapi kita kurang tahu pasti juga," ujar dia.

Satu ekor burung pipit dijual seharga Rp 3 ribu sampai Rp 4 ribu rupiah. "Pas hari H bisa sampai Rp 5 ribu," sambung Een.

Berita Rekomendasi

Ees sudah melakoni profesinya sebagai pedagang burung sejak cukup lama. Hampir setiap tahun ia dan rekannya datang ke Jambi untuk berdagang burung pipit.

Di Kota Jambi sendiri tak semua kelenteng melaksanakan tradisi Fang Shen. Hanya di Vihara Sakyakirti dan Keleteng Tua Pe Khong yang berlokasi di Kampung Manggis.

"Di sini cuma setahun sekali. Kalau di Palembang sebulan dua kali di Pasar Sepur Ulu. Kalau Cap Go Meh di Pulau Kemaro yang ramai, kami ke sana," beber dia.

Leman, pedagang burung lainnya juga mengatakan hal senada. "Kami bertiga bawa dua ribu burung. Kalau lagi ramai habis sehari," kata dia.

Burung pipit ini dalam tradisi Tionghoa digunakan dalam ritual Fang Shen pada hari Imlek di Jambi, yaitu melepasliarkan hewan ke alam liar.

Selain ritual peribadatan, melepas burung ke alam liar bermakna kecintaan dan upaya melestarikan keseimbangan alam.

Sumber: Tribun Jambi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas