Super Tucano Spesialis Anti Pemberontakan dan Anti Gerilya di Hutan dan Perbukitan
Letkol Pnb Dedy menjelaskan, pesawat ini merupakan spesialis anti pemberontakan dan anti gerilya di hutan dan perbukitan.
Penulis: Rahmadhani
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Empat pesawat Super Tucano sempat mampir ke Lanud Syamsudin Noor Banjarbaru pertengahan Desember 2015 silam.
Saat itu, empat pesawat tempur yang berasal dari Squadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dipimpin langsung oleh Komandan Squadron 21 Letkol PNB Dedy 'Snow Wolf' Iskandar.
Mereka saat itu mampir untuk melakukan misi pengamanan perbatasan RI.
Banjarmasin Post (Tribunnews.com Network) sempat berbincang dengan Komandan Squadron 21 Letkol PNB Dedy 'Snow Wolf' Iskandar.
Pesawat ini memiliki body bergaya klasik menyerupai pesawat tempur era perang dunia II.
Pesawat ini memiliki penggerak baling-baling di depannya, mirip dengan pesawat tempur di Perang Dunia II.
Di bagian moncong, diberi sentuhan cat berbentuk moncong hiu yang menambah kesan sangar di pesawat tempur ini.
Komandan Squadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang Letkol Pnb Dedy 'Snow Wolf' Iskandar saat itu menjelaskan meski bentuknya klasik, tapi soal kemampuan jangan diragukan.
Didukung teknologi modern, pesawat ini diproduksi oleh negara Brazil.
Memiliki spesifikasi sebagai pesawat tempur taktis penyerangan musuh di darat.
Letkol Pnb Dedy menjelaskan, pesawat ini merupakan spesialis anti pemberontakan dan anti gerilya di hutan dan perbukitan.
"Baling-baling di depan pesawat itu berfungsi untuk memudahkan kita manuver di sela-sela perbukitan. Speed memang bukan andalan Tucano. Tapi soal manuver dan daya jelajah, belum ada yang bisa mengalahkan," katanya.
Selain dilengkapi bom, pesawat ini pun dilengkapi dengan machine gun untuk menyerang musuh di darat.
"Bentuk boleh klasik, tapi kemampuan pengeboman di darat belum ada tandingannya," kata penerbang TNI AU dengan nama panggilan Snow Wolf ini mantap. (Rahmadhani)