Pondok Pesantren Al-Fatah, Tempatnya Para Waria Mendalami Agama Islam
Pondok pesantren yang berlokasi di Celenan, Kotagede, Yogyakarta ini sejak delapan tahun lalu menjadi tempat bagi para waria mempelajari agama Islam.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pondok Pesantren Al-Fatah mungkin menjadi satu-satunya di Indonesia atau bahkan di dunia yang seluruh santrinya adalah para waria.
Pondok pesantren yang berlokasi di Celenan, Kotagede, Yogyakarta ini sejak delapan tahun lalu menjadi tempat bagi para waria mempelajari agama Islam sekaligus semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Resminya 2008 lalu pondok pesantren ini didirikan," ujar Ketua Pondok Pesantren (Ponpes) Waria Al-Fatah Shinta Ratri saat ditemui Kompas.com, Kamis (12/2/2016).
Shinta menuturkan, sejak tahun 2008 sebanyak 40 orang waria berbagai profesi menjadi santri di pondok pesantren ini.
"Sekarang ada 40 santri. Pekerjaannya macam-macam, ada yang di LSM, pelayan toko, pegawai salon sampai dengan pengamen," kata Shinta.
Hal yang luar biasa adalah, pembiayaan pondok pesantren ini dipenuhi dengan cara swadaya. Salah satu sumber pencarian dana adalah menyediakan kotak donasi sukarela bagi siapa saja yang ingin membantu.
"Kita swadaya. Ada kotak donasi, misalnya ada mahasiswa yang melakukan penelitian mereka sukarela memasukan (uang) ke dalam kotak," lanjut Shinta.
Menurutnya, di Pondok Pesantren Al-Fatah terdapat enam orang ustaz yang membimbing para waria ini.
Para tokoh agama ini dengan sukarela membimbing para waria itu tanpa mendapatkan honor.
Sama dengan pondok pesantren lainya, dengan bimbingan para ustaz para waria ini memperdalam ilmu agama Islam.
"Tempat para waria mencari Tuhan. Tempat belajar membaca huruf Arab, belajar baca Alquran, dan sharing soal hidup mereka," lanjut Shinta.
Selain itu, pondok Pesantren Al-Fatah juga menjadi tempat beribadah bagi para waria ini.
Sebab, selama ini para waria selalu kesulitan mencari tempat beribadah karena sebagian orang belum menerima keberadaan mereka.
"Waria di Indonesia mayoritas beragama Islam, tapi mereka kesulitan ketika ingin beribadah," kata Shinta.