10 Tahun Tinggal di Bekas Kandang Sapi, Mbah Lembuk Makan Nasi Isi Cabai dan Terasi
Mereka baru menyantap makanan berisi lauk bila dapat belas kasihan dari orang lain dan tetangga.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribun Bali, I Made Argawa
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN – Bekas kandang sapi yang berdiri di area persawahan gang di Banjar Taman Sari, Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali disulap menjadi sebuah gubuk.
Ditempat itulah Ni Wayan Lembuk tinggal, berteduh dari panas dan hujan.
Dindingnya berupa anyaman bambu dan beratapkan genteng yang berlubang. Supaya tidak terkena rembesan air hujan, lubang itu ditutupi terpal.
Lembuk tinggal bersama anaknya yang menderita keterbelakangan mental.
"Ini dulunya bekas kandang sapi, tanahnya milik dr Anak Agung Subawa, Mbah Lembuk hanya numpang di sini," kata seorang warga Banjar Taman Sari, Made Putera (62), saat ditemui Tribun Bali, Minggu (14/2/2016).
Putera menceritakan jika Ni Wayan Lembuk tinggal di gubuk itu sekitar 10 tahun.
Mbah Lembuk juga pernah mengalami tragedi enam bulan lalu. Ia ditabrak sebuah mobil saat pulang dari pasar Pandak, Kediri, Tabanan.
"Kakinya patah, dan hingga saat ini tidak bisa digerakkan seperti biasa," ujarnya.
Setelah ditelusuri, kondisi gubuk Lembuk jauh makin memprihatinkan lagi. Selain tinggal di bekas kandang sapi, sekitar lima meter dari gubuknya juga berdiri kandang kambing.
Bau tidak sedap dan apek tercium sampai ke gubuk Lembuk. Untuk makan, Lembuk dan anaknya hanya mengandalkan beras raskin.
Mereka sangat jarang makan lauk. Hanya didampingi cabe dan terasi saat makan nasi.
Mereka baru menyantap makanan berisi lauk bila dapat belas kasihan dari orang lain dan tetangga.
"Ngajeng nasi misi tabia ajak sere gen (Makan nasi isi cabai dan terasi), tabia ngalap di samping (Cabe memetik di sebelah)," ujar mbah Lembuk. (*)