Lukisannya Mau Disembah, Abah Mul Memilih Membatalkan Bayaran Ratusan Juta
Bagi Ade Mulyana, usia lanjut tidak berarti berhenti berkarya
Editor: Sugiyarto
Hingga kemarin, sudah lebih dari 100 lukisan pelepah pisang yang dibuat Abah Moel. Objek lukisannya beragam.
Mulai pemandangan alam, bangunan, profil wajah, hingga lukisan tiga dimensi yang lebih mirip patung. Semuanya dibuat dengan bahan pelepah pisang.
Tiap jenis lukisan memiliki tingkat kesulitan dan waktu yang berbeda. Untuk lukisan biasa seperti pemandangan dan bangunan, Abah Moel bisa menyelesaikannya dalam waktu tiga sampai enam bulan. Namun, lukisan tiga dimensi seperti Naga Emas, kata Abah, ia selesaikan sampai enam tahun.
"Pertama saya buat tahun 1994, tepat anak saya lahir, dan selesai tahun 2000, pas Imlek. Katanya, itu tahun Naga Emas, jadi saya kasih nama Naga Emas," katanya.
Abah Moel mengakui, tak lama setelah selesai, lukisan tiga dimensinya itu ditawar sampai Rp 180 juta.
Sayangnya, ujar Abah Moel, ketika akan dibayar, ia mendapat informasi bahwa hasil karyanya akan disimpan di sebuah tempat peribadatan untuk disembah.
"Akhirnya saya batalkan. Saya tidak mau kalau hasil karya saya disembah. Takut dosa, kecuali hanya untuk hiasan," ujarnya.
Bukan hanya itu, Abah Moel pun akhirnya memotong ekor dan sayap lukisan Naga Emasnya karena dianggap keramat oleh agama tertentu.
"Saya marah waktu itu. Saya potong saja ekor dan sayapnya pakai golok. Lebih baik saya tidak dapat uang," katanya.
Galeri
Berbagai penghargaan sudah diraih Abah Moel berkat karya-karyanya. Mulai penghargaan dari Wali Kota Cimahi sampai dari Gubernur Jawa Barat.
Menurut Abah Moel, kebanyakan pembeli lukusannya adalah warga negara asing. "Mungkin karena orang luar negeri selera seninya tinggi," ucapnya sambil tersenyum.
Untuk satu lukisan biasa, Abah Moel membanderolnya Rp 500 ribu. Tapi, untuk lukisan yang rumit, harganya bisa sampai ratusan juta rupiah.
Meski sudah banyak prestasi yang ia raih, Abah Moel mengaku masih memiliki keinginan yang belum tercapai, yakni memiliki galeri sendiri untuk menyimpan semua karyanya agar tetap bisa dinikmati semua orang.
"Sekarang lukisan saya hanya disimpan di sini (rumah) dengan perawatan seadanya. Jadi, banyak yang rusak kena hujan dan karena kurang perawatan," katanya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.