TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Jari (44) warga Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang Desa yang mengaku menerima wahyu dari Allah terus membuat pernyataan yang kontroversial.

Terbaru Jari mengaku berkirim surat ke sejumlah tokoh dan ulama terkait kenabiannya. Mereka yang menerima surat di antaranya KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun).

Surat itu dikirim pada 17 Agustus 2007. "Saya berkirim surat guna meminta restu kepada Gus Mus dan Cak Nun, dan beberapa ulama Jombang. Namun belum ada respon," ujar Jari pada SURYA.co.id Kamis (18/2/2016).

Meski tak ada respon dari para tokoh dan ulama, Jari tetap yakin bahwa ia adalah Isa Habibullah.

Ilham Rohim, penyelenggara syariah Kantor Kemenag (Kementerian Agama) Jombang juga membenarkan surat dari Jari tersebut. Ia juga sudah mengantongi surat yang ditulis dalam Jawa itu.

Ia memaparkan isi surat tersebut terdapat tiga lampiran.

Isinya permintaan restu Jari setelah terpilih menjadi nabi.

Selain itu, penjelasan silsilah Jari yang mengklaim sebagai keturunan Nabi Muhammad dari garis putri nabi, Fatimah yang menikah dengan keponakan nabi, Ali Bin Abi Tholib.

Soal penjelasan silsilah ini tak ada penjelasan detil dan cukup. Garis keturunan itu kemudian turun ke Sunan Giri atau Maulana Joko Samudro, lalu berlanjut sampai kakek dan ayah Jari, Juremi dan Supardi (ayah Jari).

Pada bagian bawah surat lalu terdapat catatan yang menyebutkan silsilah keturunan itu bersumber dari Pondok Pesantren (Ponpes) Takeran Madiun. 

Kemudian di bagian akhir surat terdapat tanda tangan Jari lengkap dengan stempel Pondok Pesantren Kahuripan Ash-Shiroth, Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Lalu, di bawah nama Gus Jari dan Raden Aryo terdapat tulisan 'Kerosulan Isa Habibulloh Tanda Akhir Zaman'. 

"Jari juga mengaku sebagai keturunan Raden Paku atau Sunan Giri. Surat ini juga kita gunakan sebagai bahan kajian terkait ajaran yang disebarkan Jari," ujar Ilham Rohim.