Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Memuluskan usahanya berjualan minuman keras jenis ciu, rupanya Ahmad Rivai juga menerapkan metode pengintaian.

Tahu kalau Polrestabes Semarang membentuk Tim Elang, Rivai mengakalinya dengan cara mengintai pergerakan Tim Elang.

Setiap pukul 22.00, Rivai nongkrong di seberang jalan di depan Polrestabes Semarang.

Apabila Tim Elang keluar dari Polrestabes Semarang, Rivai langsung mengabari anaknya, Purnomo dan beberapa rekannya yang lain sesama penjual minuman keras.

Aksi pengintaian ini diketahui setelah polisi mengecek handphone milik Rivai.

Rivai mengirim pesan singkat (SMS) kepada anaknya, Purnomo, beberapa saat setelah tim elang keluar dari markas.

"Saya cuma kabari anak saya saja. Kabarinya ya hati hati dek, tim elang jalan. Itu saja," kata Rivai di Mapolrestabes Semarang, Minggu (21/2/2016) dini hari.

Sebelum dipulangkan, polisi meminta Rivai bersumpah untuk tidak lagi berjualan ciu.

Apabila masih ditemukan berjualan ciu, maka polisi tidak segan menangkap dan memproses hukum Rivai.

"Saya bersumpah atas nama istri saya dan di depan anak saya tidak akan berjualan ciu lagi," ujar Rivai.

Sebelumnya diberitakan, ayah dan anak, Ahmad Rivai dan Purnomo diamankan tim Elang Polrestabes Semarang lantaran kedapatan berjualan ciu di kawasan Tugu Muda Kota Semarang.

Ciu ini sebagian disembunyikan di bawah pohon di dalam area Museum Mandala Bhakti, sedangkan sisanya disimpan di rumah Rivai di daerah Bergota.