Gali Makam Yoppy, Petugas DJPP: Tanahnya Keras, Cangkul Saja Sampai Bengkok
Persiapan pemakaman Yoppy sudah dilakukan dari pagi, namun karena tanah keras dan bercampur kerikil pemakaman baru bisa diselesaikan pada sore.
Penulis: Slamet Teguh Rahayu
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Slamet Teguh Rahayu
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Meskipun jenazah Yoppy masih berada di rumah sakit Bhayangkara untuk dilakukan proses autopsi, sejumlah keluarga dan kerabat dari Yoppy sudah berada di Pemakaman Kebun Bunga yang berada di Kawasan Kecamatan Sukarami.
Menurut petugas DJPP yang ditemui Tribunsumsel.com di pemakaman mengatakan, jika pemakaman Yoppy sudah dilakukan persiapan dari pagi, namun karena tanah yang keras dan bercampur kerikil pemakaman Yoppy baru bisa diselesaikan pada sore hari.
Pemakaman Yoppy pun sudah disiapkan dengan didirikan tenda di atasnya. Sebilah lampu berwarna putih menerangi pemakaman tersebut.
"Awalnyakan mau dikubur sekitar pukul 14.00 namun katanya diundur jadi malam, jadi santai saja. Mungkin masih nunggu saudara dan keluarganya. Gali lubang juga baru selesai malam ini sekitar pukul 18.30, tanahnya keras, cangkul saja sampai bengkok," katanya.
Sementara kerabat Yoppy yang bercerita di seputar pemakaman Kebun Bunga mengatakan tidak menerima dengan pembunuhan ini.
Pihak keluarga mengatakan jika mereka ingin pelaku tersebut dihukum seberat berat, karena mereka menganggap pembunuhan ini merupakan pembunuhan berencana.
"Pokoknya mesti dihukum berat. Ini berencana pasti, tidak mungkin tidak berencana kalau mobilnya saja sampai dihutan seperti itu," terangnya.
Diberitakan, Branch Manajer Bank Mandiri cabang Batu Raja, Yoppy Novrianto (35) ditemukan tewas setelah dua hari menghilang. Pelaku pembunuhan An (15) sudah diamankan petugas.
Dari keterangan tersangka, dugaan sementara pembunuhan tersebut bermotif LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender).
Seperti dituturkan tersangka An (15) di hadapan polisi menerangkan dia baru pertama kali bertemu denggan Yoppy Novriadi (35).
Oknum pelajar kelas kelas I SMK ini mengaku kesal karena korban marah lantaran tersangka An tidak bisa memuaskan hasrat korban. (*)