Guru Disatroni Harimau Sampai Menteri Marah-marah Ditinggal Pesawat
Penemuan ladang ganja, guru disatroni harimau di Aceh, wartawan kena tonjok kasus pembunuhan, Menteri Marwan marah, sekelumit berita hanya nusantara.
Penulis: Y Gustaman
Majelis hakim yang diketuai Darwanto sempat membacakan vonis selama 15 menit. Namun, tiba-tiba Darwanto menghentikan sidang. Kita skors sidang dulu ya. Tetap akan putus hari ini," ujar Darwanto.
Abdullah sempat berjalan ke kursi ruang sidang. Namun tiba-tiba dia mengamuk dan menyerang wartawan. "Aku emoh digambar (direkam, red). Aku emoh digambar (direkam, red)," seru Abdullah sambil melayangkan pukulan.
Suasana sidang putusan terhadap Abdullah Lutfianto, terdakwa kasus pembunuhan istri dan anaknya di Pengadilan Negeri Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (24/2/2016). SURYA/DAVID YOHANES
Wartawan Metro TV, Fajar Agastya, yang berada tepat di depannya sempat menghindar namun bogem Abdullah mengenainya. Petugas keamanan PN Kepanjen berusaha menahannya.
Suasana kacau dimanfaatkan keluarga korban yang memenuhi ruangan sidang. Satu di antaranya memukul Abdullah dua kali hingga terdakwa terhuyung.
Setelah petugas keamanan membawa Abdullah ke tahanan, tempat berlangsungnya ruang sidang putusan menjadi tenang kembali.
"Eh, bathi (untung, red) aku," ucap keluarga korban yang berhasil melayangkan dua pukulan ke arah Abdullah.
Abdullah membunuh istrinya, Wiwik Halimah (48) pada 5 Agustus 2015. Sebelum Abdullah menggorok Wiwik menggunakan sebilah parang, keduanya sempat bertengkar.
Anak kedua mereka, Putri Sari Dewi (16), yang mengetahui ibunya dibunuh, berusaha menolong. Namun remaja kelas X SMA ini mengalami nasib serupa ibunya.
Uang Palsu Empat Miliar Beredar
Jaringan pengedar uang palsu beromzet miliaran rupiah berhasil diringkus jajaran Polres Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa (23/2/2016).
Informasi yang diperoleh Bpost Online, jaringan pengedar uang palsu ini awalnya ditangkap polisi di Desa Sebuhur Jorong, Kabupaten Pelaihari, seminggu silam.
Polisi lalu mengembangkan informasi awal dan berhasil membengkuk sejumlah tersangka yang masih satu jaringan. Tak hanya dari Kalsel, jaringan melibatkan pelaku dari pulau Jawa.
Petugas menunjukkan barang bukti berupa uang palsu saat gelar perkara peredaraan uang palsu di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (7/12). Polisi berhasil menangkap delapan tersangka pembuat dan pengedar uang palsu beserta barang bukti berupa uang palsu pecahan Rp50.000-Rp100.000 yang diduga akan dipergunakan untuk politik uang saat pilkada berlangsung. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Kasat Reskrim Polres Tanah, Laut AKP Ade Papa Rihi, menbenarkan informasi pengungkapan pengedar uang palsu tersebut.
"Benar kami sudah tangkap produsennya di Pulau Jawa, tepatnya di Solo semalam. Pengungkapan ini berawal dari laporan masyarakat Desa Sebuhur. Kami saat ini masih berada di Solo membawa produsennya," jelas Ade.
Polisi mengamankan tujuh pelaku dalam kasus peredaran uang palsu di Kabupaten Tanah Laut. Mereka terpaksa menyeberang ke Solo, Jawa Tengah, untuk menciduk produse uang palsu tersebut.
"Jaringannya nasional. Dari pengakuannya sudah Rp 3 sampai Rp 4 miliar yang tersebar di Banjarmasin, Mataram, sampai Lombok. Itu yang sudah tersebar," jelas Ade.