Soal Brigadir Pemutilasi Anak Kandung, Psikolog: Saking Banyak Masalah, Kontrol Diri Berkurang
"Pemeriksaan psikologis secara lengkap harus dilakukan untuk mengetahui yang terjadi dengan dia."
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Psikolog Biro Konsultasi Psikologi Persona, Rika Indatri meminta jajaran Polda Kalbar tak buru-buru menyatakan Brigadir Petrus Bakus menderita skizofrenia.
Menurutnya, perlu dilakukan pemeriksaan komprehensif terhadap oknum polisi tersebut.
"Kita harus lihat dulu penyebabnya seperti apa. Sebaiknya kita mencari tahu bagaimana kepribadian sehari-hari pelaku."
"Orangnya tertutup atau tidak. Dalam rentang waktu ini, apa masalahnya. Apa ada permasalahan pekerjaan, keluarga atau keuangan," ujar Rika kepada Tribunpontianak.co.id, Jumat (26/2) siang.
Rika menyatakan, saking banyak masalah, kontrol diri seseorang akhirnya berkurang.
"Mudah stres atau depresi. Merasa seolah-olah berhalusinasi. Mendengar suara-suara yang menyuruh dia melakukan sesuatu. Pemeriksaan psikologis secara lengkap harus dilakukan untuk mengetahui yang terjadi dengan dia," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, khusus jajaran Kepolisian digegerkan ulah oknum anggota Kepolisian Polres Melawi, yang diduga telah membunuh dan memutilasi dua anak kandungnya.
Peristiwa nahas ini terjadi di Asrama Polres Melawi, Gg Darul Falah, Desa Pal, Kecamatan Nanga Pinoh, diperkirakan terjadi Jumat (26/2/2016) sekitar pukul 00.40 WIB dini hari.
Kedua korban itu anak laki-laki berinisial Fabian berusia 4 tahun dan anak perempuan berinisial Amora yang usianya 3 tahun.
Pelaku pembunuhan, Brigadir Petrus Bakus (PB) merupakan ayah kandung kedua korban.(Tribun Pontianak/Iin Sholihin)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.