Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Bangkalan Tertangkap Menyelundupkan Narkoba 2,570 Kg di Dallam TV LED

Modus penyelundupan narkoba semakin canggih.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Warga Bangkalan Tertangkap Menyelundupkan Narkoba 2,570 Kg di Dallam TV LED
Warta Kota/Nur Ichsan
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO – Modus penyelundupan narkoba semakin canggih.

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pebean Juanda (TMPJ) menggagalkan penyelundupan 2,570 Kg sabu disembunyikan di dalam televisi LED.

Kepala KPPBC TMPJ, Iwan Hermawan, mengatakan modus menyembunyikan sabu di dalam televisi LED ini merupakan kali pertama ditemukan.

“Ini modus baru. Menandakan penyelundupan narkoba sudah semakin canggih,” kata Iwan dalam rilis gelar kasus perkara, Jumat (26/2/2016).

Pada Minggu (21/2/2016), M Rossi (28) tiba di Bandara Juanda menggunakan pesawat Air Asia dari Kuala Lumpur, Malaysia.

Warga Desa Sumber RT 3/RW 7, Pesanggrahan Kwanyar, Bangkalan, Madura, ini membawa TV LED ukuran besar.

Namun, untuk TV yang diklaim baru saat pemeriksaan itu ada kejanggalan, TV tersebut tak ada mereknya. Ketika dimasukkan mesin X-Ray, ada hal mencurigakan.

Berita Rekomendasi

Petugas akhirnya membongkar TV tersebut dan kecurigaan awal terbukti. Di dalam TV selebar 42 inchi itu ditemukan 18 bungkus sabu dengan berat total sebanyak 2,570 kg.

“Sabu itu diletakkan di belakang layar yang bagian dalamnya telah dimodifikasi,” sambungnya.

Saat mendarat di Juanda, sedianya Rossi akan dijemput seseorang. Namun sial, saat akan menangkap rekan Rossi yang dituju sudah melarikan diri.

Dirjen Bea Cukai Pusat, Heru Pambudi, menegaskan pihaknya berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Jatim untuk membongkar sindikat ini.

Dijelaskan, sabu ini berasal dari Tiongkok dan dikirim ke Malaysia. Dari Negeri Jiran, sabu tersebut dikirim oleh Rossi untuk dipasarkan di Jatim, terutama Madura.

”Berdasarkan keterangan pelaku, sabu ini akan dikirimnya ke Madura. Orang yang akan menjemputnya pun dari sana. Sudah kami dapati datanya dan kami bekerjasama tak hanya bersama BNN Jatim, tapi juga Polda Jatim dan TNI,” jelas Heru.

Heru menerangkan ada pergeseran modus penyelundupan narkoba. Pada 2013 penyelundupan narkoba melalui transportasi udara mendominasi dengan jumlah 125 kasus, sementara menggunakan transportasi laut sebanyak 18 kasus.

Pada 2014, penyelundupan melalui udara berkurang menjadi 93 kasus, untuk tansportasi laut malah meningkat menjadi 28 kasus.

Akhirnya, pada 2015 terjadi pergeseran penyelundupan narkoba di mana penggunaan transportasi laut lebih banyak, yaitu 59 kasus, sementara transportasi udara semakin menurun menjadi 48 kasus.

”Tentu kami terus meningkatkan kewaspadaan, baik di bandara maupun di pelabuhan,” ujarnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas