Polusi Limbah Pabrik Tekstil Diduga Bikin 'Klenger' Warga Desa Maracang
Limbah kimia pabrik tekstil diduga kuat sumber polusi yang membuat warga Desa Maracang, Babakan Cikao Purwakarta harus menahan hidung karena bau.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Sudah dua pekan ini warga Desa Maracang, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta, harus menahan bau karena polusi udara.
Warga mendesak Badan Lingkungan Hidup Daerah Purwakarta menindak perusahaan nakal yang menyebabkan limbah sehingga mencemarkan udara di wilayah tersebut.
"Hingga kini belum ada tindakan sama sekali. Padahal kami sudah melaporkan kejadian ini pekan lalu," ujar A Bramena (40), warga setempat kepada Tribun Jabar di kediamannya, Jumat (26/2/2016).
Bau terparah dialami sejumlah warga lain pada dini hari dua hari lalu. Saat itu, ia dan sejumlah tetangganya sampai harus keluar rumah karena tak tahan bau kimia.
"Dua hari lalu dini hari baunya makin menjadi. Baunya seperti bahan kimia, sangat menyengat. Sedari awal kami sudah jelaskan kami menduga ini berasal dari pabrik tekstil," ujar Bram, sapaan akrabnya.
Engkar (50), tokoh desa setempat mengatakan hal senada. Sebenarnya tidak hanya terjadi pada dua pekan lalu saja polusi udara dari aktivitas industri itu.
"Sejak awal tahun baunya sudah menyebar ke sini, ini berasal dari pabrik-pabrik tekstil di Babakan Cikao yang tidak begitu jauh dari kampung kami," ujar Engkar.
Ia tidak mengetahui pabrik mana yang mencemari udara wilayah itu karena Babakan Cikao merupakan kawasan industri di Purwakarta yang terdiri dari sejumlah pabrik tekstil.
"Kami tidak tahu dari mana, tapi ini kami yakin limbah kimia dari pabrik tekstil, pabriknya yang mana kami belum tahu. Makanya kami mendesak BLHD untuk turun tangan," ujar dia.