Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usai Dirampok, Kuswinarti Tetap Jualan Nasi di Pasar Demi Biaya Hidup

Hal itu menurutnya harus dilakukan karena selama ini hidup dan membayar kontrakan rumah dari hasil jualan.

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Usai Dirampok, Kuswinarti Tetap Jualan Nasi di Pasar Demi Biaya Hidup
TRIBUN MEDAN/JEFRI SUSETIO
Kuswinarti (63) korban perampokan saat menunjukkan bagian belakang rumahnya, Sabtu (27/2/2016 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN  -  Kuswinarti (63) pedagang nasi yang dirampok dua pemuda bersenjata api tidak langsung lapor polisi usai kehilangan uang dan barang berharganya.

Warga komplek Perusahaan Listrik Negara (PLN) lorong 12 Medan ini kembali ke dapur untuk menyiapkan dagangannya.

Ia pun segera pergi ke pasar untuk berjualan nasi, seperti biasanya.

Hal itu menurutnya harus dilakukan karena selama ini hidup dan membayar kontrakan rumah dari hasil jualan.

"Ya. Saya jualan dulu, kalau enggak jualan cemana (bagaimana) makan. Kehidupan hidup setiap harinya dari jualan. Tadi malam saya pasrah saja, ikhlas, kalau memang perampok tersebut membunuh saya," ungkapnya.

Dia bilang, saban hari berjualan untuk memenuhi hidup. Karena itu, sempat lemas saat dua pemuda merampok di rumahnya. Bahkan, tidak ada harta yang berlebihan seperti perhiasan emas ataupun uang jutaan rupiah.

Berita Rekomendasi

"Saya kaget ada perampok masuk, karena saya cuma pedagang sarapan seperti lontong dan nasi. Tidak ada harta apapun. Tas yang berisi uang 500 ribu ringgit itu juga punya anak yang baru pulang dari Malaysia," ujarnya.

Usai jualan ia baru mendatangi Polsek Medan Barat untuk melaporkan peristiwa yang dialaminya.

Kuswinarti berangkat ke Polsek Medan Barat gunakan sepeda motor Honda Supra. Sebelum berangkat, dia terlihat menurunkan keranjang jualan yang berisi keperluan jualan nasi.

Sebelum berangkat ke Polsek Medan Baru, ia menceritakan kepada Tribun Medan bahwa kawanan perampok memasuki kediamannya di Komplek PLN Lorong 12, nomor 7 Medan selepas melaksanakan Salat Tahajud.

Apalagi, setiap pukul 02.00 WIB sudah masak berbagai menu makanan untuk keperluan berjualan di dapur. Namun, pada pukul 03.00 WIB dia meninggalkan dapur untuk salat.

Berdasarkan pengamatan Tribun Medan, dapur rumah Kuswinarti berada di teras belakang rumah tanpa tutup papan alias terbuka lebar. Tepat di belakang rumah langsung berbatasan dengan Sungai Deli.

Namun, seng setinggi satu meter terpasang tepat di pinggir sungai tersebut. Sedangkan, pada sisi kanan rumah langsung berbatasan rumah tetangga yang kosong.

Tepat di belakang rumah tetangga, sisi kanan rumahnya ada satu pohon besar. Selain itu, dapur rumah tetangga tidak tinggi sehingga memungkinkan kawasan pencuri naik dari atas seng.

"Saya tidak tahu bagaimana cara mereka masuk ke rumah. Mereka keluar dari belakang rumah. Saya bingung, cemana mereka kabur, karena ada seng tinggi yang berbatasan dengan sungai," katanya kepada www.tribun-medan.com, Sabtu (27/2/2016).(*)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas