Yoyok Riyo Sudibyo Dibilang Bupati Ndeso Gara-gara Suguhkan Rebusan saat Rapat
"Sampai saya dibilang, saya ini 'Bupati Ndeso', karena tidak pernah kasih kue yang kotak begitu".
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo menceritakan siasat untuk menghemat anggaran pengeluaran daerah yang tepat guna bagi daerah.
Satu di antaranya adalah dengan tidak menyuguhkan makanan-makanan yang mahal pada saat rapat di pemerintah daerah.
"Sampai saya dibilang, saya ini 'Bupati Ndeso', karena tidak pernah kasih kue yang kotak begitu. Tapi kasih aja yang rebusan. Tidak usah pakai kotak," jelasnya saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (6/3/2016).
Selain itu, selama menjadi Bupati Batang, Yoyok juga menjelaskan kepada PNS-nya untuk tidak menggunakan hotel yang mewah untuk rapat ataupun untuk menginap pada saat bertugas.
Dia juga menegaskan tidak bisa ada penyatuan tugas antara DPRD dan Pemerintah Daerah, apalagi mengenai proyek pembangunan infrastruktur di Kabupaten Batang.
"Saya bilang ke teman-teman di DPRD, wahai saudaraku, kavling sana punya kamu, kavling sini punya saya. Kita kerja masing-masing," jelasnya.
Begitu juga pada saat pelelangan pengerjaan proyek yang melibatkan kontraktor pihak ketiga. Dia sangat menentang untuk anak buahnya mendapatkan pungutan dari para kontraktor yang berusaha menyuap untuk mendapatkan proyek tersebut.
Dengan begitu, kata Yoyok, pihaknya dapat menghemat hingga Rp 20 miliar setiap tahunnya semenjak dia menjadi pemimpin daerah hingga mendapatkan Bung Hatta AntiCorruption Awards 2015.