Inilah Cara Tradisional Unik Warga Kampung Arab Palembang Melihat Gerhana Matahari
Bahkan ada cara tradisi unik yang dilakukan warga untuk melihat gerhana.
Penulis: Wakos Reza Gautama
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Welly Hadinata
Kaca Bekas Dibikin Langas, Tradisi Unik Warga Cara Melihat Gerhana
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG --- Berbagai cara dilakukan warga untuk bisa melihat langsung fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016 mendatang.
Bahkan ada cara tradisi unik yang dilakukan warga untuk melihat gerhana.
Seperti warga kampung arab Al Munawar Kelurahan 13 Ulu Kecamatan SU I Palembang yang memiliki cara unik untuk melihat gerhana.
Warga yang ingin menyaksikan gerhana matahari biasanya melihat melalui kaca bekas yang sebelumnya dihitamkan menggunakan asap hitam dari potongan ban bekas maupun sandal bekas yang dibakar.
"Agar tak bertatapan langsung biasanya kami memakai kaca yang sudah di "langas" (dihitamkan memakai asap hitam). Hasilnya bisa lihat gerhana matahari juga, waktu kecil saya juga seperti itu," ujar Muhammad Akadir (46), ketua RT 24 Kampung Arab Al Munawar Palembang, Senin (7/3/2016)
Akadir mengatakan, tidak sulit untuk membuat kaca bekas sebagai alat untuk melihat gerhana.
Memang agar terlihat sempurna gerhananya, kaca dihitamkan terlebih dulu pakai asap karet ban atau sandal bekas.
"Kemudian barula kaca bekas yang sudah hitam tadi diarahkan ke arah matahari yang gerhana. Seumur hidup, saya sudah dua kali melihat fenomena tersebut. Yang pertama waktu sekolah dasar kelas 5," ujarnya.
Di sisi lain dengan terjadinya fenomena gerhana matahari. Akadir berharap kepada umat Islam agar lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Bukan menjadikan fenomena tersebut untuk meminta sesuatu. Bahkan warga kampung arab Al Munawar menyambut gerhan dengan melakukan salat bersama. U
sai salat, seluruh warga yang hadir akan makan bersama dengan menggunakan satu wajan besar berisi berbagai makanan khas dari arab, seperti nasi minyak, nasi baryani dan nasi kebule.
Setelah disiapkan dalam nampan besar, mereka akan makan bersama didalam nampan tersebut.
Hal itu ditujukan guna memper erat tali silaturahmi antar keluarga, kerabat bahkan tetangga.
"Kita harusnya berserah diri dengan Allah, dan minta diberikan kemudahan, supaya tidak terjadi apa-apa. Bukannya dijadikan untuk pesugihan. Kita juga selalu lakukan Salat Sunnah saat gerhana bulan juga, bukan hanya gerhana matahari saja," ujarnya.(Welly Hadinata)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.