Penduduk Kampung Nelayan Ini Rela Tidak Tidur untuk Saksikan Gerhana Matahari
Kenjeran merupakan titik streaming nasional yang akan digunakan sebagai pemantauan gerhana matahari
Penulis: Monica Felicitas
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Felicitas Monica
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Abdul Aziz (68) warga asli kampung nelayan Kenjeran Surabaya, nanti malam, Selasa (8/9/2016) berencana tidak tidur agar ia tidak melewatkan kesempatan melilhat fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi pada Rabu (9/3/2016) pukul 06.00 WIB.
"Dulu waktu gerhana tahun 83, saya masih berumur 40an. Waktu itu pemerintah melarang masyarakat melihat gerhana. Kalau sekarang 2 minggu sebelumnya malah sudah ada pemberitahuan dari TV dan koran," jelas pria yang dulu bekerja di Kota Surabaya ini.
Tidak hanya Abdul Aziz, seluruh warga kampung nelayan yang bermukim di Kenjeran bagian utara, malam ini tidak akan tidur demi melihat fenomena 300 tahun sekali ini.
Kenjeran merupakan titik streaming nasional yang akan digunakan sebagai pemantauan gerhana matahari total yang akan berlangsung dibeberapa daerah di Indonesia.
"Pengen nonton gerhana, cuacanya gimana kalau gerhana, bentuk mataharinya gimana habis atau enggak. Habisnya berapa jam atau berapa menit," sahut Abdul dengan muka penasaran.
Rencananya di Kampung Nelayan ini, nanti malam akan digunakan sebagai tempat S'tar Party' dan pemantauan terjadinya gerhana matahari pada keesokan harinya yang diadakan oleh Surabaya Astronomy Club bekerja sama dengan beberapa universitas dan Perhimpunan Pelajar Astronomy di Surabaya.
Kegiatan ini sekaligus memberikan peluang kepada warga kampung nelayan untuk berjualan di area sekitar pemantauan gerhana.
Nantinya acara ini akan dihadiri oleh ratusan masyarakat Surabaya, karena akan diadakan juga sholat gerhana bersama.
"Sejak ada pemberitahuan mau ada nonton gerhana disini, kami langsung belanja untuk keperluan pengunjung. Sudah dari 2 minggu yang lalu," sahut Abdul disetai tawa kecil.
Ia juga menceritakan kepada Surya, ia ingin mencoba kacamata matahari, dan i juga ingin mencoba teropong bintang milik ITS Surabaya, karena seumur hidupnya belum pernah melihat bahkan mencoba benda tersebut.
"Biasanya dikasih, sekarang nggak ada," katanya disertai tawa.
Ia berharap, langit malam ini sampai besok cerah dan tidak hujan, dan semoga semuanya berjalan dengan lancar.