Untuk Pengamanan Ari Gunakan Kaca Nako Potret Gerhana Matahari
alau langsung sangat berbahaya, jadi diakali. Kamera standar pakai kaca nako hitam 60 persen untuk mengurangi cahaya
Penulis: Muh Radlis
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Gerhana matahari total (GMT) di Indonesia telah selesai dan menyisakan berbagai cerita.
Satu diantaranya Ariyanto (29), warga Tembalang, Kota Semarang.
Pria yang berprofesi sebagai fotographer ini pun mendatangi Bukit Sigarbencah bersama rekannya untuk mengabadikan momen GMT bersama warga lainnya.
Peralatan minim tak membuat pria yang akrab disapa Ari itu kehabisan akal.
Dia tak ingin melewatkan momen langka yang kali terakhir terjadi pada 33 tahun yang lalu itu.
"Pakai alat seadanya, pokoknya harus bisa motret gerhananya," kata Ari kepada Tribun Jateng, Rabu (9/3/2016).
Berbekal kamera Nikon dan lensa tele 80-200, dia berhasil mengabadikan momen dimana bulan sebagian besar menutupi matahari.
Bahkan matahari itu terlihat seperti bulan sabit.
"Kalau langsung sangat berbahaya, jadi diakali. Kamera standar pakai kaca nako hitam 60 persen untuk mengurangi cahaya," ujarnya berkelakar.