Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasien yang Bunuh Diri di RSUD Dr Soetomo Sebelumnya Tidak Tampak Depresi

Beberapa tahun silam, juga terdapat pasien yang loncat dari lantai 2 Poli Paru-Paru akibat depresi karena penyakit yang dideritanya.

Penulis: Monica Felicitas
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pasien yang Bunuh Diri di RSUD Dr Soetomo Sebelumnya Tidak Tampak Depresi
Surya/Monica Felicitas
Dr. Edy Suyanto , SpF SH MH 

Laporan Wartawan Felicitas Monica

TRIBUNNEWS.COM,  SURABAYA - Tewasnya Suwito (45) warga Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, yang meninggal karena menjerat lehernya sendiri menggunakan plastik infus di kamar mandi ruang Pandan (penyakit dalam), RSUD Dr Soetomo,  Kamis (10/3/2016) dini hari, diduga karena depresi akibat penyakit yang sudah bertahun-tahun dideritanya.

Dr. Edy Suyanto , SpF SH MH yang merupakan Ka Si Pelayanan Khusus, sekaligus Kepala Forensik RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan, kejadian ini merupakan Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD).

"Pasien terlihat biasa-biasa saja, tidak terlihat seperti depresi atau belum ada tanda-tanda ke sana. Pasien terkena penyakit leukimia disertai komplikasi, yang menyebabkan stress gelisah dan depresi yang membuat dia berani melakukan hal itu," katanya, Kamis (10/3/2016) siang. 

RSUD Dr Soetomo memang memberikan gelang khusus bagi penderita yang dianggap atau berpotensi stress akibat penyakit yang diderita.

Namun korban tidak diberi gelang khusus karena dianggap pasien biasa, belum lama juga dirawat di sini dan pasien rujukan rumah sakit tempat dia tinggal.

Terhadap pasien khusus, diberikan pendampingan dari awal masuk arSUD Dr Soetomo, dan terus dijaga oleh 2-3 orang yang, dan apabila pasien terlalu depresi, pasien dapat ditidak sadarkan agar kegelisahannya hilang.

BERITA REKOMENDASI

Kejadian ini merupakan kejadian kedua setelah beberapa tahun silam, juga terdapat pasien yang loncat dari lantai 2 Poli Paru-Paru akibat depresi karena penyakit yang dideritanya.

"Ini ujian bagi rumah sakit Dr Soetomo. SOP harus dirubah. Misalnya pasien harus pakai pake pis pot agar tidak ke kamar mandi, dan berpotensi bunuh diri," jelas dokter Edy.

Sebelumnya diketahui pada saat pasien melakukan bunuh diri, keluarga pasien juga berada di rumah sakit untuk menjaga, tetapi saat pasien ingin ke kamar mandi hal tersebut dianggap hal biasa, sehingga keluarga tidak curiga.

Karena pasien tak kunjung kembali, keluarga menyusul ke kamar mandi dan mendapati pasien sudah dalam keadaan tewas akibat bunuh diri.

"Kemungkinan pasien menjerat lehernya sendiri diposisi Fagal reflek yang langsung menyambung ke jantung, dan berakibat langsung tewas," jelas dokter Edy.


Dr Edy menambahkan, saat ini kamar mandi TKP terjadinya bunuh diri kembali berfungsi, karena ruangan ini merupakan kepentingan publik.

"Dengan bermodal kejadian ini akan merubah SOP kami. Bisa juga menambah CCTV, kami pasti akan meningkatkan karena ini komitmen," imbuhnya.

Sebelumnya diketahui pasien baru dibawa keluarganya ke RSUD Dr Soetomo karena penyakit leukimia dan komplikasi yangbsudah bertahun-tahun dialami.

Pasien sudah merasakan kegelisahan sejak dari tempatnya tinggal, karena pasien merupakan pasien rujukan dari beberapa rumah sakit.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas