Gerbang Rumah Nofiadi Tertangkap Petugas BNN, Kini Dirantai dan Tergembok
Pintu gerbang rumah Marwadi Yahya, Senin, tertutup rapat, terikat rantai besi dan tiga gembok. Putaranya, Nofiadi, ditangkap petugas BNN.
Penulis: Slamet Teguh Rahayu
Editor: Y Gustaman
Laporan wartawan Tribun Sumsel, Slamet Teguh Rahayu
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Pintu gerbang rumah Marwadi Yahya Jalan Musyawarah RT 26/05, Karang Jaya, Gandus, Senin (14/3/2016), tertutup rapat, terikat rantai besi dan tiga gembok.
Suasana rumah berhalaman lega itu sepi usai petugas BNNP Sumatera Selatan dan BNN pusat menggerebek dan mengamankan sejumlah orang di rumah tersebut pada Minggu (13/3/2016) malam.
Berdasar hasil tes urine, lima orang positif mengonsumsi narkoba di antaranya Bupati Ogan Ilir, Ahmad Wazir Nofiadi, Final Rochie (PNS di Rumah Sakit Ernaldi Bahar), Deny Afriansyah (PNS Dinas Kesehatan OKU Timur) serta Murdani dan Juniansyah (buruh PT Limbersa).
Asal tahu saja, Nofiadi adalah putra Mawardi Yahya. Mawardi adalah politikus Partai Golkar. Ia dua periode menjadi kepala daerah di Bumi Caram Seguguk itu.
Menjelang siang, sejumlah mobil keluarga dan kerabat Mawardi mulai berdatangan. Tak dapat langsung masuk, para tamu tersebut harus berhadapan dengan tiga penjaga.
Usai gembok dibuka, dan rantai dilepas, para tamu dipersilakan masuk langsung menuju ruang utama rumah Mawardi tersebut.
Satu persatu hingga akhirnya ada sekitar 10 mobil tampak terparkir di kediaman Mawardi. Tak hanya langsung masuk ke halaman rumah, ada juga beberapa mobil yang terparkir di luar pagar.
Keluarga Mawardi dikenal sangat kurang bergaul dengan masyarakat sekitar. Terlebih putranya, Nofiadi yang menjabat sebagai Bupati Ogan Ilir.
"Nofiadi memang dari kecil tinggal di sini, namun tidak pernah main sama anak-anak sini," ujar Joni, seorang warga yang tinggal tak jauh dari kediaman Mawardi.