Gelombang Penolakan Densus 88, Hambalang Berhantu dan Pesan Presiden PKS
Gelombang tuntutan pembubaran Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror mencuat dari sejumlah daerah di Indonesia.
Penulis: Wahid Nurdin
KPK saat itu bergerak cepat. Satu persatu pihak yang dianggap melakukan korupsi dalam proyek ini kemudian dijerat termasuk Menpora saat itu, Andi Mallarangeng.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningum saat proyek dikerjakan menjabat sebagai Ketua Fraksi juga ikut dicokok KPK.
Pada Agustus 2011 KPK mulai menyelidiki kasus korupsi proyek Hambalang senilai Rp 2,5 triliun.
Kemudian pada 8 Februari 2012, Nazaruddin, mantan Ketua Umum Partai Demokrat menyatakan, ada uang Rp 100 miliar yang dibagi-bagi, hasil dari korupsi proyek Hambalang.
Rp 50 miliar digunakan untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat; sisanya Rp 50 miliar dibagi-bagikan kepada anggota DPR RI, termasuk kepada Menpora Andi Alfian Mallarangeng.
9 Maret 2012, Anas membantah pernyataan Nazar. Anas bahkan berkata dengan tegas, "Satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas".
22 Februari 2013, KPK menjadikan tersangka Anas Urbaningrum. Anas diduga menerima gratifikasi berupa barang dan uang, terkait dengan perannya dalam proyek Hambalang.
3. Empat Pesan Presiden PKS di Sulawesi
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohamad Sohibul Iman menitip empat pesan penting kepada pengurus PKS se-Sulawesi.
Hal itu disampaikan Sohibul Iman pada pembukaan Upgrading dan Konsolidasi Pengurus PKS se-Sulawesi di Aula Badan Pelatihan Kesehatan, LAN Antang, Makassar, Sabtu (19/3/2016).
"Pengurus harus lebih pro aktif, membangkitkan partisipasi kader, menjaga soliditas kader dan tetap berada dalam koridor," kata Sohibul Iman.
Selain itu, Sohibul Iman juga berpesan agar kader PKS tidak boleh terlena dengan kemenangan yang telah diraih.
"Kader harus mempunyai stamina yang panjang, jangan terlena dengan kemenangan-kemenangan kecil," ujar Anggota DPR RI ini.
Upgrading ini menghadirkan pengurus PKS se sulawesi. (*)